Mohon tunggu...
Nurmani
Nurmani Mohon Tunggu... Guru - Belajar sepanjang hayat

Guru SDN Kaliabang Tengah I. Kota Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Bekasi dan Tanah Abang

13 November 2017   23:41 Diperbarui: 13 November 2017   23:55 2391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu yang terlewat oleh adiku, dia lupa mengisi kartu THB( TiketHarian Berbayar). Saat dia naik dari stasiun Klender Baru hanya sampai ke stasiun Manggarai. Sedangkan tujuan kami adalah stasiun tanah Abang.

Bergegas kami mencari info untuk mencari tempat mengisi pulsa kartu THB.  Kami mendekati 2 orang satpam yang sedang bertugas.

Satu satpam menjawab pertanyaan kami dengan ketus tapi satunya lagi meminta maaf atas jawaban yang tidak menyenangkan dari  temannya.

Tubuh satpam yang ramah ini sangat tinggi, gagah dan sangat santun menunjukkan arah jalan yang harus kami tempuh menuju pintu keluar.

Dengan sedikit terburu buru kami menuju pintu keluar. Aku tidak ikut ke luar. Irit pulsa  kalau aku keluar pulsaku  akan berkurang. Berpikir hemat.

Aku tidak menunggu lama, adikku sudah memiliki kartu THB yang sudah diisi sampai pulang.

Kami melanjutkan perjalanan. Hanya 10 menit kami sudah sampai di stasiun  Tanah Abang.

Berjalan di lorong bawah tanah, ketika kami naik sudah ada jalan raya. Kami menyebrang. Adikku bercerita kalau ke pasar Tanah Abang Sabtu dan Minggu akan padat dengan pembeli. Sebab umumnya para pekerja akan berbelanja saat mereka libur. Aku sendiri sudah merasakan saat masuk kepasar. Banyak para wanita mulai dari gadis, ibu ibu bahkan nenek nenek ikutan  berbelanja. Banyak sekali segala barang dan keperluan kita ada di pasar ini. Mulai dari seragam sekolah, pakaian, tas, sepatu/sandal karpet, oleh oleh haji atau  lain lain keperluan kita terpenuhi disini. Untuk sekolah, kantor, pesta atau untuk dagang. Hal yang paling penting adalah dana yang kita bawa saat berbelanja. Kalau kita tidak fokus atau tidak membawa catatan, aku rasa ,kita akan tergoda, semua ingin dibeli. Untung saja aku saat itu sudah membawa catatan yang dibutuhkan untuk dibeli. Sayangnya kami datang saat libur . Jalan berdesakan antar pembeli, para pedagang pinggir jalan pengamen atau pengemis. Kami harus waspada agar tidak terjadi kecopetan dipasar ini. Orang lalu lalang sangat padat,  terjadi sampai kami di blok F. Dilanjutkan belanja di Blok B. Ditempat inilah kami paling lama mencari bahan tekstil untuk keperluan acara pernikahan anakku yang pertama. Tepat pukul 12 siang, azan berkumadang untuk sholat Zuhur dan makan siang. Kami harus turun dengan menggunakan lif dan eskalator. Cukup lelah dengan bawaan belanjaan yang lumayan berat. 

Kami makan di rumah makan padang yang terletak diantara blok A dan blok F. Hal yang menarik saat aku makan bersama adikku adalah dia bercerita bahwa dia sudah belajar membuat puisi. saat itu dia  punya waktu, ada kemauan dan ada masalah yang bisa dia tuliskan melalui puisi. Puisinya sudah diperlihatkan suaminya. Menurut suaminya Ok juga. Bagus karena sudah mau memulai. Dia rupanya ingin seperti aku ingin menulis puisi. Sambil makan aku mencari info tentang Pasar Tanah Abang di Wikipedia. Inilah hasil catatan kecilku tentang pasar Tanah Abang.

Pasar Tanah Abang dahulu disebut pasar Sabtu. Sebab pasar ini hanya dibuka dan ramai pada hari Sabtu. Pasar Tanah Abang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1735 oleh Yustinus Vink. Atas ijin Gubernur  Jendral Abraham Patramini. Saat ijin diberikan untuk berjualan tekstil dan bahan kelontong. Dibangun sangat sederhana dari dinding bambu beratap rumbia. Sudah mengalami pemugaraan berkali kali dan 2 kali mengalami kebakaran. Pada tahun 1975 sudah berlantai 4. Tercatat 4.351 kios dan 3.016 orang pedagang.

Saat ini sudah jauh sekali berbeda dengan kondisi tahun 1980. Sampai sekarang pasar Tanah Abang menjadi pusat grosir tekstil terbesar di kawasan Jakarta Pusat. Pasar Tanah Abang sering dijadikan incaran wisatawan dari luar Jakarta dan luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun