Mohon tunggu...
Nurmalika Insani
Nurmalika Insani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Islam

Mahasiswa STIABI 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Jamal: Perang antar Saudara Muslimin

21 April 2021   15:47 Diperbarui: 21 April 2021   15:53 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

".......Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan mereka sendiri......." (QS. Ar-Rad:11)

Perang jamal adalah perang yang terjadi di Basra, Irak pada 656 M antara pasukan yang berpihak pada Ali bin Abi Thalib dan pasukan yang berpihak kepada Siti Aisyah istri Nabi Muhammad SAW, yang menginginkan keadilan atas terbunuhnya khalifah terdahulu yaitu Utsman bin Affan. Mengapa disebut Perang Jamal? Karena pada saat itu Siti Aisyah berperang mengendarai Unta.

Perang Jamal ini merupakan perang pertama kali yang terjadi antara sesama kaum muslimin. Pasukan Ali yang membawa sekitar 500.000 pasukan, sedangkan Aisyah membawa pasukan yang melebihi angka tersebut. Ribuan muslimin gugur dalam perang ini. Apa alasan terjadinya Perang sesama muslimin atau yang disebut Perang Jamal ini?

Perang Unta ini merupakan peristiwa penting yang dicatat dalam sejarah Islam. Mengapa? Karena memperlihatkan sesuatu yang baru dalam sejarah islam yaitu pertama kalinya seorang Khalifah turun ke medan perang dan memimpin langsung pasukan perang yang justru melawan saudara muslim nya sendiri, Siti Aisyah beserta pasukannya.

Khalifah Ali sebenarnya ingin menghindari peperangan dan mengajukan musyawarah dengan Thalhah dan yang lainnya. Tetapi keinginan dan harapan tersebut terlihat sulit untuk di capai. Oleh karena itu tidak dapat dihindari lagi kontak senjata. Aisyah maju kedepan memberikan Mushaf kepada Ka'ab bin Sur Qadhi Bashrah.

Pada awal mulanya, ketika hari dimana Ali dan Aisyah berperang di tengah jalan, Ali bin Abi Thalib mengutus utusan bernama Abu qohqo at-tamimi untuk menjelaskan persoalan yang sebenarnya. Dan berkata bahwa Sayyidina Ali ingin berkomitmen dan mencari siapa pembunuhnya, damailah Aisyah dengan informasi tadi, dan tidak akan menyerang Sayyidina Ali lagi.

Setelah perdamaian tersebut, ternyata banyak orang yang tidak suka dengan perdamaian Ali dan Aisyah. Maka mereka melakukan propaganda, yang awalnya berperang lalu damai, setelah dua hari berdamai ada yang mengusik Bunda Aisyah, sehingga Bunda Aisyah menyerang Sayyidina Ali. Dan terjadilah Peperangan yang disebut Perang Jamal. Hanya karena masalah bai'at Ali dan siapa pembunuh Utsman. Banyak sekali pasukan yang gugur, hingga 10.000 muslimin yang tewas, 5000 dari pasukan Siti Aisyah dan 5000 dari pasukan Ali bin Abi Thalib. Belum pernah ditemukan perang yang menimbulkan korban yang putus tangan dan kakinya selain dalam pertempuran ini.

tebyan.net
tebyan.net
Ketika itu Bunda Aisyah terus mendorong pasukannya untuk melawan lawannya yang dianggap sebagai Para Pembunuh Utsman, sedangkan prajurit Ali Bin Abi Thalib fokus kepada unta yang dinaiki oleh Bunda Aisyah, "peperangan akan tetap berlanjut jika unta itu masih berdiri kokoh" ucap salah satu prajurit. Maka mereka menyerang seorang Prajurit yang menjaga tali unta Bunda Aisyah, dengan melukai salah satu matanya hingga wafat. Kemudian seorang lelaki menerobos dan menebas kaki Unta milik Bunda Aisyah dan membunuhnya, akhirnya Unta itu roboh ke tanah.

Ketika itu Bunda Aisyah ditangkap, tetapi tidak di tawan, melainkan di muliakan oleh Sayyidina Ali, lalu di pulangkan kembali ke Kota Madinah. Zubair yang ikut berperang dengan pasukan Bunda Aisyah gugur dalam perang ini. Siti Aisyah, Thalhah, dan Zubair yang ketika itu menuntut keadilan atas terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan, tetapi tuntutan mereka tidak dapat dikabulkan, karena pertama tugas utama Ali adalah mengembalikan seluruh tanah dan hibah yang telah di bagikan oleh Utsman kepada kerabat terdekatnya, kedua menghukum para pembunuh bukan hal yang mudah pada saat itu karena politiknya sedang kacau.

Akhirnya setelah peperangan berakhir, Sayyidina Ali bermalam di Basyrah, dan mengumpulkan seluruh barang-barang yang dirampas dari pasukan Aisyah dan dibawa ke Masjid Basyrah, bila ada barang mereka maka boleh diambilnya kembali. Zubair telah gugur, pasukan Thalhah dan Zubair telah kalah dan Aisyah yang meminta Sulh (perjanjian damai).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun