Mohon tunggu...
Nurlinda Kurnia Dewi
Nurlinda Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa UNISA Yogyakarta yang disuruh bikin tugas meresume

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pra-MATAF UNISA Yogyakarta Day-2

13 September 2025   04:15 Diperbarui: 13 September 2025   04:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Universitas 'Aisyiyah (UNISA)Yogyakarta mengelar kegiatan Masa Ta'aruf (MATAF) bagi mahasiswa baru supaya lebih mengenal lingkungan kampus.Kegiatan ini diikuti hampir 2000 mahasiswa baru.

Pada Senin, 12 September 2025, UNISA Yogyakarta mengelar kegiatan Pra-MATAF untuk hari ke-2. Dalam acara tersebut telah diundang 3 pembicara yang akan memberikan edukasi bagu para mahasiswa baru. Berikut ringkasan materi yang diberikan para pembicara tersebut:

1.Pemaparan Arif Nur Kholis selaku sekertaris Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

Peringatan bencana sering diabaikan dan dianggap tabu oleh orang-orang. Dalam pemaparannya, beliau mengajak para mahasiswa baru untuk berpikir kritis dan jangan mengabaikan bencana.

Menurutnya,Bencana adalah kejadian ketika orang yang menghadapinya belum siap. Dianggap bencana ketika ada korban baik itu manusia, rumah, harta benda,ekonomi,ataupun akses jalan.

Muhammadiyah sendiri telah berperan aktif dalam pencegahan bencana. Sudah 1.541 respon bencana dari tahun 2010 sampai 2025. Pada tahun 1920  sudah terdapat PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Di tahun 2010 Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) didirikan.

MDMC tidak hanya bekerja saat akan terjadi bencana saja, namun juga memberikan edukasi serta pelatihan sigap bencana kepada masyarakat, pelajar, dan mahasiswa guna memperkecil jumlah korban.

Konsep jepang yang diadopsi oleh MDMC berasal dari Jepang. Gempa bumi tidak membuat manusia terluka apalagi meninggal, tapi yang membuat manusia meninggal adalah rumah yang dibangun kurang kuat. Untuk itu bagj masyarakat yang sudah terlanjur memiliki rumah kurang kuat dapat melakukan retrofit.

Faktor tertinggi untuk menyelamatkan orang dari bencana adalah dirinya sendiri yang rajin berlatih tentang kesigapan bencana. Kedua adalah keluarga, selanjutnya tetangga. Tim penolong hanya sebesar (1,2%). Untuk itu kita harus peduli pada sekitar.

Dijelaskan juga oleh beliau tentang Siklus Manajemen Bencana atau Siklus Penanggulangan Bencana. Terdiri dari Pra Bencana, Saat Bencana, dan Pasca Bencana.

Siaga bencana gempa bumi. Saat terjadi gempa jangan panik, lindungi kepala dengan benda seperti helm,buku tebal, atau kedua tangan.Kita bisa  berlindung dengan menunduk (Drop), lindungi kepala (cover),Berpegangan (Hold On) pada kolong meja/furniture yang kuat. Jika berada di gedung tunggi saat gempa, tunggu gempa mereda baru keluar dari gedung dengan menuruni tangga darurat bukan lift. Jika berada di dalam ruangan hindari perabitan yang rapuh atau mudah roboh.
Siaga cuaca ekstrem. Jika ada potensi petir, di luar ruangan segera jongkok sambil memeluk lutut, hindari tiarap, bangunan tinggi, tiang listrik, papan reklame, dan pohon besar, lalu masuk ke bangunan kokoh, sedangkan di dalam ruangan tutup jendela dan pintu serta matikan aliran listrik dan peralatan elektronik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun