Mohon tunggu...
Nurlaeli Mutamariah
Nurlaeli Mutamariah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat

Penulis pemula, ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepucuk Surat untuk Anak Didikku

31 Maret 2020   09:24 Diperbarui: 31 Maret 2020   09:35 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Nak, hari ini Sabtu tepat hari ketiga belas kalian belajar di rumah karena wabah virus covid 19 atau virus corona yang sangat menyeramkan di negara tercinta Indonesia. Rencananya kita bertemu lagi belajar tatap muka pada hari Senin. Tiba-tiba kemarin datang surat edaran bahwa belajar di rumah diperpanjang. Untuk sementara sampai minggu depan.

Nak, kalian tidak perlu kecewa. Masih belajar di rumah tidak mengapa, demi kebaikan kita bersama. Tetap kita bersyukur karena banyak hikmah di balik wabah virus covid 19 ini.  

Bagi ibu apa pun keputusan pemerintah demi kebaikan kita ikuti. Wajib kita taat, seperti kalian taat pada ajaran agama, kepada orang tua, juga kepada guru. Termasuk larangan untuk keluar rumah, supaya belajar di rumah, bekerja di rumah, dan beribadah di rumah kita taati. Semua itu demi kebaikan kita dan kebaikan bumi pertiwi kita tercinta ini. Kecuali orang-orang yang bekerja untuk keluarganya yang mewajibkan kantornya untuk tetap bekerja ataupun orang yang bekerja di sector informal.

Bagi kalian belajar di rumah banyak hikmah yang didapat. Begitu pula dengan ibu. Larangan untuk salat di masjid juga kita patuhi. Kita patuhi karena itu sudah menjadi keputusan para ulama. Insyaallah kalian akan mendapatkan pahala yang besar walaupun anak laki-laki salat di rumah karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Ibu bukanya tidak rindu kepada kalian, ibu rindu sekali, ibu rindu lihat ulah kalian yang sungguh luar biasa. Ibu rindu mengomeli kalian karena di antara kalian banyak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah. Ibu rindu bercanda dengan kalian. Tetapi rindu itu telah terbalaskan dengan komunikasi kita jarak jauh. Itu sudah cukup bagi ibu mengobati rindu ibu kepada kalian.

Nak, hari-hari pertama KBM di rumah, kesehatan ibu menurun, tidak tahu apa penyebabnya. Barangkali selalu menyaksikan berita, korban virus corona di Indonesia. Baik yang ODP, PDP, posotif terinfeksi virus copid 19, bahkan sampai ada yang meninggal dari waktu ke waktu selalu bertambah. Nak, ibu bukan takut kematian karena kematian sudah ada yang mengatur Sang Khalik. Yang membuat ibu drop itu mungkin suasana yang ibu rasakan seumur hidup baru merasakan kondisi seperti ini, sangat mencekam. 

Belum lagi menyimak berita perjuangan tim medis yang luar biasa. Ada juga yang gugur karena virus ini. Kesulitannya jauh lebih tinggi daripada kita. Kalau kalian mungkin bosan di rumah, Mereka tim medis sangat merindukan rumah. Mereka rindu berkumpul dengan keluarga, rindu istirahat di rumah. Kita hanya bisa mendoakan mereka semoga mereka sehat dan semangatnya tetap menyala.

Nak, sekarang kita kembali ke belajar jarak jauh. Belajar jarak jauh tidak perlu kita, keluhkan, kita jalani dengan sabar dan iklas. Dengan belajar jarak jauh dengan ibu, kalian tetap bisa berkomuniasi dengan ibu, pekerjaan kalian tetap ibu periksa, dan juga ibu tetap membimbing kalian yang merasa kesulitan. 

Dan ada satu hikmah yang tidak akan didapatkan ketika kalian belajar dengan ibu. Kedekatan dengan orang tua kalian. Walaupun kadang-kadang mereka lebih cerewet, lebih galak daripada ibu. Ibu salut orang tua kalian sesibuk apa pun bisa menjadi orang tua seutuhnya dan menjadi seorang pendidik dan pengajar bagi putra putrinya.

Nak, hari ini Senin 30 Maret 2020, ibu lanjutkan lagi surat untuk kalian. Ibu mau bercerita lagi kepada kalian. Kemarin pagi ibu tidur lagi setelah salat subuh. Bangun pukul tujuh karena bunyi telepon, ternyata dari adik ibu. Adik ibu mengabarkan bahwa bapak ibu masuk rumah sakit lagi karena paru-parunya sudah akut, beliau sesek. Sebelumnya dibawa ke klinik sedih katanya mereka pada takut karena bapak ibu dikira terinfeksi corona. Akhirnya dibawa ke RS tempat biasa beliau dirawat. Klinik tersebut pada takut wajar karena virus yang menakutkan. Dan klinik tersebut mungkin tidak APD untuk para medis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun