Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hormat Bendera Merah Putih? Siapa Takut?

19 September 2015   20:40 Diperbarui: 19 September 2015   20:50 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di suatu oase padang pasir yang membentang luas di sebelah utara jazirah Arab di daerah dekat dengan Karak Yordania bernam Mu’tah , bergerak mendekat suatu pasukan yang kecil nomaden Arab dipimpin oleh Zaid bin Haristhah dengan jumlah 3000 orang. Di sisi yang lain berhadapan dengan pasukan kecil tadi telah bersiap pasukan sekutu yang berjumlah 200 ribu personel terdiri dari tentara Romawi dan separonya adalah dari Kristen Arab.

Pertempuran berjalan dengan sangat dahsyat sehingga komandan yang telah memimpin dari Madinah menuju Mu’tah gugur tapi sebelum bendera itu jatuh ke tanah bersegeralah Ja’far bin Abi Tholib menyongsongnya untuk ditegakkan di garis depan sehingga tentara Islam yang lain tak patah semangat melawan pasukan yang sangat jauh lebih banyak tak ubahnya seekor kelinci melawan gajah di hutan belantara. Beberapa saat kemudian tangan kanan Ja’far tertebas sehingga hampir jatuhlah bendera itu kalau tidak segera diambilnya dengan kanan kiri sembari mengibar ngibarkan di lautan petarung petarung hebat Romawi di garis depan.

Tak lama kemudian, giliran tangan kirinya ditebas oleh tentara musuh dan bendera tersebut hampir saja jatuh jika saja tidak dengan cekatan tubuhnya yang tak bertangan tersebut merangkulnya agar tak jatuh di tanah yang berpotensi meruntuhkan moral pasukan kecil tersebut..namun karna jago jago perang Romawi mengitarinya dengan menunggang kuda dengan pedang terhunus maka tak lama kemudian tubuhnya tertusuk oleh 90 tusukan pedang dan tembakan anak panah . Gugurlah Ja’far bin Abi Tholib sebagai syahid roboh memeluk bendera itu. Abdullah bin Rawahah segera mengambil bendera untuk bertindak memimpin pasukan dari komandan yang gugur terlebih dahulu namun tak lama karna sangat dahsyatnya serangan jago jago pasukan Aliansi Romawi yang menjadi negara adidaya pada waktu itu plus Arab Kristen, Abdullah bin Rawahah menyusul menjadi seorang Syahid.

Dengan jatuhnya tiga komandan ini menyentak pasukan kecil yang sedang dalam duel yang sangat tidak imbang ini. Bendera menjadi tidak bertuan, momen ini menjadi momen yang menentukan kehancuran pasukan kecil ini hanya hitungan detik pasukan ini akan terlumat jika tidak muncul Tsabit bin Arqom bermanuver untuk membaiat Khalid bin Walid untuk mengambil bendera kepemimpinan.

Di tangan Khalid Bin Walid pasukan kecil ini sanggup melakukan perlawanan yang cukup dahsyat sehingga menewaskan 20.000 tentara aliansi atau 10 % dari total kekuatan mereka atau 6.5 kali jumlah pasukan Muslim sedang Khalid sendiri menghabiskan 9 pucuk pedang tertajam di dunia dan hanya bertahan satu pedang made in Yaman . Sedangkan di pihak Muslim hanya 12 orang atau 0.4 % dari total kekuatan pasukan Muslim atau setara hanya 0.006 % berbanding total kekuatan aliansi . Suatu perang yang sangat mengesankan bahkan “David dan goliath” pun tak bisa meredupkan kecemerlangan kisah perang Mu’tah yang berakhir dengan kemenangan bagi pasukan yang dipimpinnya jika ditilik dari minimnya jumlah pasukan yang dideplotiasi telah menusuk pasukan lawan dengan kausalitas yang setara dengan 6.5 kali jumlah pasukan kecil ini ditbanding kausalitas pada pihak Khalid hanya 6 perseribu persen dibagi dengan jumlah pasukan musuh maka layaklah jika perang Mu’tah ini menjadi begitu fenomenal.

Apa yang ada di benak saya sejak puluhan tahun yang lalu adalah kesadaran para komandan-komandan dalam mempertahankan berkibarnya bendera sungguh sangat mengesankan dan mungkin terbaik dalam sejarah peradaban manusia manapun. Jika anda membayangkan suatu adegan film dengan slow motion detik detik ketika tangan tangan itu tertebas untuk mendahului bendera agar tidak jatuh ke tanah 90 tusukan pedang serta tembakan anak panah...maka alangkah dramatisnya scene demi scene gerak lambat dari pertarungan untuk menegakkan bendera di tengah tengah duel pertarungan yang tak imbang ini bahkan jika Teleskop Hubble bisa mengabadikan peristiwa ini dari luar angkasa dengan megapixel ribuan mungkin akan kehabisan penyimpanan memory untuk mengabadikan shot yang teramat syahdu untuk diabaikan.

Jika saja bendera itu tidak dibolehkan karna berbagai prasangka kesyirikan maka Nabi Muhammad Saw yang mengutus Zaid bin Haritsah sudah melarangnya untuk digunakan dalam peperangan karna ditakutkan akan diagungkan di masa masa damai. Tapi kenyataanya , saya dan anda telah saksikan “Nobar” Nonton Bareng kali ini, bendera ternyata menjadi faktor yang sangat menakjubkan dalam proses dramatis dari “firqoh kecil” melawan “firqoh adidaya”. Apakah saya mengesampingkan Allah atas bendera ??? ooh tidak sama sekali tapi justru mengagungkan Nya dari peristiwa ini dan banyak lagi di dunia yang terjadi dengan penuh rahasia serahasia rambut Waliyullah Syam’un, karna skenario Nya rahasia rahasia itu menjadi faktor kemenangan.

Masih dalam momen HUT Ri yang ke 70 , tidaklah berlebihan jika kita menghormati bendera merah putih kita karna bendera ini juga telah menyaksikan ribuan syuhada dalam mempertahankannya. Jangan kita injak merah putih karana sama saja kita menginjak darah suci mereka.

Wallohu a’lam bisshowab.

Nurkholis Ghufron

 [caption caption="Hormat Bendera, Dokumen Gontor Tv"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun