Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diam, Itu Lebih Baik

16 Februari 2020   03:58 Diperbarui: 16 Februari 2020   04:22 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada pepatah yang mengatakan, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Segala sesuatu yang ada di muka bumi Ini, apabila telah sirna keberadaannya, maka akan meninggalkan bekas. Begitu juga kita, manusia.

Sebagai makhluk Tuhan yang Maha Kuasa, maka kita harus selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang baik, karena apa yang menjadi ucapan maupun tingkah laku kita, akan menjadi penilaian bagi orang lain tentang baik buruknya kita di mata orang lain, lebih lebih di mata sang Khalik. Karena kelak kita harus mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kita di depan Sang Pencipta.

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, kita harus pandai pandai bersyukur kepada Allah SWT, karena diciptakannya kita, manusia dalam keadaan yang sempurna. Diberikannya kita akal untuk berfikir, dan diberikan-Nya kita lisan untuk berkata-kata.

Maka gunakanlah akal kita untuk berfikir secara baik, memunculkan ide-ide yang baik, dan gunakanlah lisan kita untuk berkata-kata yang baik pula, karena apa yang menjadi perkataan kita akan menjadi pegangan bagi orang lain.

Sekali, dua kali, mungkin orang akan percaya dengan kebohongan yang kita ucapkan, namun jika kebohongan terus berulang, maka orang lain pun tidak akan percaya lagi dengan ucapan kita, maka selalu berkata jujur, adalah salah satu kunci utama, kita bisa diterima di kehidupan bermasyarakat. Intinya, apabila  lisan kita tidak mampu memunculkan kebaikan, maka diam akan menjadi pilihan yang terbaik.

Kita tahu, semua makhluk dihadirkan ke dunia fana ini dengan dihadirkannya pula berbagai masalah, terutama kita manusia. Semua itu untuk menguji kemampuan kita, seberapa kuatnya iman kita dalam menghadapi masalah tersebut.

Dan semakin tinggi keimanan seseorang, maka akan semakin berat masalah atau godaan yang menghampirinya. Semakin tinggi pohon, semakin tinggi pula angin menerpanya. Hanya dengan sabar, ikhtiar, dan tawakal, masalah yang kita hadapi insyaAllah akan menemukan jalan keluar yang terbaik.

Kalau kita tela'ah lebih mendalam, sebenarnya setiap masalah besar yang terjadi, umumnya dimulai dengan masalah kecil yang tidak dapat terselesaikan. Hubungan teman baik bisa retak karena masalah sepele, cemburu misalnya, demikian juga suami istri sering bertengkar, karena masing masing tidak mau mengalah, hubungan antar tetangga kurang baik karena tidak suka dengan kebahagiaan tetangga yang lain, dan banyak contoh lainnya.

Apabila masalah sudah menjurus pada pertengkaran, maka kita lebih baik diam. Memang, dengan diam tidak akan menyelesaikan masalah, namun setidaknya dapat meredam agar masalah tersebut tidak bertambah besar, dan akan lebih baik diam, daripada kita berkata-kata tapi menyakiti hati orang lain.

Jika kita sedang marah misalnya, maka diamlah sejenak, duduk, atau berbaring. Berkata-kata pada saat marah, hanya akan memperkeruh suasana tambah panas. Akan lebih baik lagi, jika hati kita sedang marah, bacalah istighfar, ambil air wudhu, gelar sajadah, dan berdo'alah memohon segala ampunan-Nya. Dengan begitu hati akan menjadi tenang, dan pikiranpun lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Berfikirlah positif, bahwa diam itu bijak. Dan ciri ciri orang bijak salah satunya adalah tidak memotong pembicaraan orang lain pada saat orang lain bicara. Akan lebih baik diam tapi tahu apa yang harus dilakukan, daripada banyak bicara tapi tidak mengerti apa yang dibicarakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun