Mohon tunggu...
Nuriyati Nuri
Nuriyati Nuri Mohon Tunggu... -

Pembelajar yang Hobi Sharing

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kawista, "Cola van Java" Unggulan Kabupaten Rembang yang Semakin Langka

25 Mei 2018   13:46 Diperbarui: 25 Mei 2018   15:34 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buat anda yang tinggal di Kabupaten Rembang dan sekitarnya pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Buah Kawista atau Kawis. Buah dengan nama latin Limonia Acidissima ini memiliki bentuk dan rasa yang unik. Jika anda bepergian ke Rembang, anda pasti akan menjumpai pohon Kawista dengan buah yang mirip batok kelapa. Masyarakat biasanya menanam Pohon Kawista di pekarangan maupun di halaman rumah.

Habitat dan Penyebaran Kawista

Tanaman Kawista dapat tumbuh di daerah tropis dengan kondisi tanah yang kering. Di Indonesia sendiri, Kawista banyak dijumpai di dataran rendah khususnya daerah pantura (pantai utara). Kawista paling banyak dijumpai di Kabupaten Rembang sehingga tak heran jika buah ini diklaim sebagai buah khas Kota Kartini ini. Di negara lain, kawista tumbuh alami di daerah India, Sri Lanka, Myanmar, Indocina dan Malaysia.

Pemanfaatan Kawista

Meskipun kurang populer, namun Kawista ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi jika dimanfaatkan secara maksimal. Di Kabupaten Rembang sendiri, kawista diolah menjadi sirup dengan brand terkenal "Dewa Burung" yang menjadi oleh-oleh khas daerah. Sirup Kawista memiliki rasa yang eksotis mirip dengan minuman berkarbonasi merk Coca Cola sehingga sering disebut sebagai "Cola Van Java" atau Cola dari Jawa. 

Selain sirup, beberapa industri rumahan mengolah kawista menjadi dodol dan nastar. Beberapa warung makan di Rembang menjual Es Buah Kawista yang dihargai Rp 7.500,00 per gelas. Di negara Sri Lanka, kawista telah dibudidayakan dan diolah menjadi krim kawista yang menjadi salah satu komoditas ekspor.

Dari segi kesehatan, Kawista ternyata memiliki segudang manfaat yakni sebagai antioksidan, anti kanker, hepatoprotektif dan larvasida. Masyarakat India dan Sri Lanka bahkan memanfaatkan daun Kawista sebagai obat diare dan disentri.

Kawista yang Semakin Langka

Meskipun bukan tumbuhan endemik Indonesia, namun Kawista termasuk kekayaan hayati yang patut dibanggakan dan dilestarikan. Kawista termasuk ke dalam golongan tumbuhan langka dengan segudang manfaat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pasalnya, semakin hari buah ini semakin jarang dijumpai. Hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati. 

Kawista dinilai kurang ekonomis sehingga masyarakat memilih untuk menebang Pohon Kawista yang tumbuh di pekarangan atau halaman rumah. Padahal, Kawista memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan mengingat pemanfaatannya yang cukup beragam seperti yang telah disebutkan diatas.

Pengembangan Agrowisata Kawista Sebagai Sarana Konservasi Berbasis Masyarakat

Populasi buah Kawista semakin menurun karena belum adanya upaya untuk mengembangkan buah tersebut dalam skala yang lebih besar. Masyarakat hanya mengandalkan tanaman Kawista yang tumbuh di pekarangan atau halaman rumah. 

Sebagai solusinya, Pemerintah Rembang perlu mengembangkan sebuah kawasan agrowisata Kawista. Pemerintah dapat bekerja sama dengan investor, perusahaan swasta dan masyarakat setempat untuk mengembangkan produk lokal Kawista demi meningkatkan perekonomian daerah. Sehingga akan berkembang sense of belonging dari masyarakat terhadap kelestarian keanekaragaman hayati yang ada di daerahnya.

Dengan adanya Agrowisata, selain untuk mencegah kepunahan Kawista diharapkan juga dapat memberdayakan masyarakat setempat dalam rangka mengurangi angka pengangguran. Pemerintah dan dinas terkait perlu mengembangkan produk-produk olahan kawista yang lebih bervariasi sehingga dapat bersaing di pasar global sebagai komoditas ekspor.

Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun