Mohon tunggu...
Nuril Mufarroha
Nuril Mufarroha Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mbah Sogol

6 Oktober 2019   18:41 Diperbarui: 6 Oktober 2019   18:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah daerah pasti memiliki legenda asal-usul yang dipercaya sebagai alasan terbentuknya daerah tersebut, termasuk siapakah yang berperan di dalamnya. Contohnya seperti Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. 

Banyak yang mengungkap sejarah masuknya islam di Malang. Salah satu tokoh ulama penyebar islam, yang sampai kini namanya masih dikenang oleh masyarakat Gondanglegi adalah Mbah Sogol atau Mbah Abdul Manaf. 

Beliau adalah prajurit dari mataram yang hijrah ke Jawa Timur. Beliau pernah perang melawan Belanda bersama Pangeran Diponegoro, bahkan beliau memiliki garis keturunan dengan Pangeran Diponegoro, yakni sebagai keponakan. Meskipun tidak ada sumber yang meyakinkan, namun dari cerita sejarah menyatakan bahwa silsilah itu ada.

Selain dikenal sebagai ulama yang menyebarkan agama islam, beliau juga dikenal sebagai sosok yang pertama kali yang babat alas Gondanglegi. 

Berangkat dari cerita Mbah Sogol masuk Malang ketika zaman Belanda bersama empat ribu prajurit mataram. Beliau hijrah ke Malang Selatan, tepatnya Gondanglegi untuk menyelamatan diri dari kerajaan Belanda. 

Dulu Mbah Sogol berlindung di bawah pohon gondang, temannya mengatakan bahwa buah gondang rasanya pahit. Tetapi setelah dipegang oleh Mbah Sogol dan diberikan temannya, rasanya menjadi manis. Dari situlah akhirnya dinamakan Desa Gondanglegi.

Berdasarkan cerita, kematian Mbah Sogol disebabkan karena ditangkap oleh tentara Belanda yang kemudian ditembak mati. Lalu dimakamkan di lahan miliknya tetapi pada tahun 1974, makamnya dipindahkan ke tengah area pemakaman umum, yang sekaraang Jalan Hayam Wuruk, Desa Gondanglegi Wetan. Tepatnya bersebelahan dengan taman makam pahlawan. Kemudian tanah milik Mbah Sogol itu dihibahkan ke pemerintah Kabupaten Malang untuk dijadikan pasar.

Ada sebuah cerita bahwa sebelum makam Mbah Sogol dipindahkan, pasar gondanglegi mengalami dua kali kebakaran pada 1965 dan 1972,  bangunan ludes terbakar tetapi kondisi makam beliau masih tetap utuh, seperti tidak terjilat api sama sekali.

Mbah Sogol memiliki peran yang sangatlah besar dan legendaris, maka dari itu masyarakat Gondanglegi mengadakan acara haul tiap tahunnya sebagai bentuk tasyakuran pada tanggal 11 suro. 

Acaranya berupa arak-arakan sesajen dibawa dari Desa Gondanglegi menuju makam Mbah Sogol. Selain itu, beliau juga merupakan tokoh yang agamis sehingga makamnya sering dikunjungi oleh para peziarah tertutama warga Gondanglegi dan sekitarnya untuk mendoakan arwah beliau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun