Mohon tunggu...
Nuril Izzati
Nuril Izzati Mohon Tunggu... Penjahit - Ibu dari 3 orang anak

Dunia ibarat surga bagi orang kafir, tapi penjara bagi orang beriman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prank Poligami Sang Vokalis Caleg PSI

20 Desember 2018   21:49 Diperbarui: 20 Desember 2018   21:53 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prank Poligami Sang Vokalis Caleg PSI

Kemarin sempat menonton video yang dibuat oleh salah seorang vokalis grup band terkenal yang kini menjadi caleg dari PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Dalam video tersebut sang vokalis memperlihatkan aksi prank-nya kepada sang istri soal poligami.

Di tengah video terlihat sang istri mulai menunjukkan sikapnya. Ekspresi terpukul dan tidak terima terlihat jelas dari wajahnya. Sontak air mata sang istri pun pecah tak terbendung. Walau sang vokalis mengatakan akan berlaku adil tapi tetap saja sang istri menunjukkan ekspresi penolakannya.

Bersamaan dengan adegan itu sang vokalis kemudian membubuhkan sepenggal kalimat dalam videonya yang berbunyi,

"Beginilah reaksi perempuan saat mendengar suaminya akan poligami"

Kemudian di akhir video sang vokalis menutupnya dengan sebuah pernyataan  tentang penolakan kerasnya pada poligami. Dia berdalih itu semua dia lakukan karena rasa sayangnya pada sang ibu, istri dan anak-anaknya.

Yang menjadi pertanyaan adalah, bolehkah kita menjadikan ekspresi/reaksi seseorang sebagai dalil untuk menolak ajaran Islam semisal poligami?

Sebagai contoh, misal, ketika anak kita menunjukkan ekspresi kesal dan marah saat dibangunkan untuk  sholat subuh, karena mungkin dia masih sangat mengantuk karena habis begadang semalaman, bolehkah kita menjadikan ekspresi/reaksi anak kita itu sebagai dalil untuk menolak kewajiban sholat subuh?

Atau ketika kita sedang mengajarkan anak perempuan kita untuk menutup aurat dengan jilbab dan kerudung. Apakah bila anak perempuan kita memperlihatkan ekspresi penolakan karena merasa kegerahan bisa dijadikan alasan untuk menolak kewajiban menutup aurat?

Jawabannya tentu saja tidak. Justru seharusnya yang kita lakukan adalah beristighfar.

Kenapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun