Mohon tunggu...
Nuriani Cruis Ramadhanty
Nuriani Cruis Ramadhanty Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa

Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa Fisioterapi Menjadi Garda Terdepan di Tengah Pandemi Covid-19 di RSU UMM

31 Oktober 2020   15:10 Diperbarui: 31 Oktober 2020   15:22 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa  relawan (Dokpri)

MALANG- Di Tahun 2020 ini Indonesia sedang dilanda Virus Covid-19. Semakin maraknya penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia, Tepatnya di Jawa Timur, Kota Malang. Para Mahasiswa UMM jurusan Fisioterapi pun tak menutup kemungkinan terjun menjadi Garda terdepan ditengah -- tengah pandemi ini. Semenjak diadakannya kegiatan sosial, Melalui program relawan yang diselenggarakan oleh RSU UMM. Mahasiswa Fisioterapi UMM tampak aktif dan penuh semangat dalam kegiatan ini, terutama dibagian lobby utama rumah sakit. RSU UMM ini menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19. Dan angka kenaikan kasus per harinya terbilang tinggi.

Semakin meningkatnya kasus Covid-19, banyak para tim medis yang terpapar oleh virus ini. Satu persatu tim medis mengalami kelelahan dan penurunan Sistem Imun, yang mengakibatkan tidak efektifnya pelayanan kesehatan kepada Masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi para Mahasiswa Fisioterapi UMM turut andil dalam membantu meringankan beban tim medis dalam mencegah peningkatan jumlah terjadinya kasus Covid-19 di Jawa Timur khususnya Kota Malang.

"Sehabis diberlakukannya New Normal pasien covid di Indonesia meningkat drastis ya" ujar salah satu karyawan RSU UMM. Melihat dari data kasus Covid pada bulan Mei sebelum diberlakukannya New Normal yaitu sebanyak 25.773 (Kompas.com-31/05/2020) yang mengalami peningkatan drastis terus menerus dengan rerata 2.000 kasus perhari. Hingga saat ini (kompas.com-30/10/2020) jumlah pasien terkonfirmasi positif Corona yaitu sebanyak 406.945. Seperti yang kita sering lihat, semenjak diberlakukannya "New Normal" banyak orang yang lupa dengan kewajiban mematuhi protokol kesehatan. Karena adanya New Normal pun bukan berarti virus Covid-19 sudah musnah dari bumi ini. 

Pengecekan suhu menggunakan Thermo Gun (Dokpri)
Pengecekan suhu menggunakan Thermo Gun (Dokpri)

Masalah baru pun muncul, ketika ada isu yang menyatakan bahwa thermo gun dapat mengakibatkan kerusakan pada otak jika dilakukan pengecekan berulang kali. akibatnya, tak sedikit pasien yang protes saat akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh ketika hendak memasuki area rumah sakit. Salah satu pasien berkata "Saya sudah sering periksa disini dan setiap kesini saya selalu ditembak (thermo gun), gak lama otak saya jadi rusak nih. Saya diperiksa di tangan saja".

Mendengar itu, salah satu relawan yang di lobby pun menjelaskan " Pak berita itu hoax,dan tidak benar. Pengukuran suhu tubuh dengan thermo gun ini sudah lulus uji keamanannya. Tidak masalah jika di pergunakan berulangkali di dahi". Walau sudah sering mengingatkan, masih banyak masyrakat yang termakan isu tidak benar tentang efek samping dari thermo gun tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun