Mohon tunggu...
nurhidayati
nurhidayati Mohon Tunggu... Guru - Love to reading, writing, eating nice foods, watching netflix movies, enjoying every second I have at my life

Teacher and Author Alumni STKIP SILIWANGI BANDUNG 12220300 Works at SMP PGRI CIPANAS from 2017 until now Works at SMP I AL FAJAR from 2020 until now Five Minutes Left "Snacbook" Bentang Pustaka (2017) Share your experience with me Facebook : Hilda Chamberlain Instagram : nurhidayati_hilda Wattpad : Hilda32

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ironi 'manfaat' dan 'dimanfaatkan'

20 Januari 2021   22:00 Diperbarui: 21 Januari 2021   20:05 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dear, Diri ini yang terluka karena perlakuan ‘habis manis sepah dibuang’

Ingin tahu rasanya jadi orang yang bisa diandalkan banyak orang? Yah sedikit menyenangkan dan banyak menyedihkan? Kenapa? Karena orang yang bisa di andalkan itu ibarat Caffein dalam kopi sekali orang lain meneguknya maka kalian tidak bisa lepas begitu saja. Masih tidak percaya? Coba aja jadi aku. Pernah mendengar lagu tulus yang berjudul ‘Tukar Jiwa’ nah rasanya aku ingin menukar jiwaku dengan orang lain saja. Mengapa? Karena kamu akan tahu rasanya menjadi perempuan pengertian namun sialnya tak dimengerti. Kalimat ini terdengar menuntut, sejujurnya sedikit benar. Inilah yang kurasakan belakangan ini. Kebanyakan hanya mendekati lalu memanfaatkan begitu saja. ahaha'

Kamu tahu kedengarannya aku yang tidak bersyukur tapi apa kamu tahu apa makna kurang bersyukur tersebut. Sama seperti sekarang kamu datang dan duduk hampir tiga puluh menit bersama dan setelah itu kamu pergi. Kamu cuma mau aku menjawab semua pertanyaan kamu gterkait pekerjaan yang seharusnya bukan tanggung jawabku tanpa lihat kalau aku juga butuh jawaban. Aku sudah mengatakan bahwa aku juga memiliki pekerjaan yang harus ku selesaikan namun kamu masih berusaha memintaku untuk mengerti sedangkan kamu sendiri malah berusaha ......

Berhentilah bertingkah pura-pura baik dan jujur saja itu menyebalkan.

Membantu akan terasa lebih ikhlas jika kedua belah pihak saling menerima namun sayangnya kamu tak pernah bertanya mengapa lingkaran mataku semakin terlihat lalu mengapa aku lebih sering menguap kemudian mengapa pekerjaanku lebih lambat dari biasanya. Itu semua karena beberapa hal yang harus ku lakukan untuk ‘membantu’ karena ‘menolak’ rasanya akan memperburuk masalah. Kamu tak melihat wajah yang udah hampir menunjukan tingkat kelelahan yang sangat dan kamu malah merengek minta bantuan sementara dalam hatiku menjerit. 

Bisakah kamu mengerti aku sekali saja? 

Kamu mau jawaban dari pertanyaan kamu? Makanya belajar! Jangan cuma keenakan minta bantuin tapi di saat orang lain butuh bantuan apa kamu ada? Kabur kan pasti!

Aku muak dengan semua sikapmu yang sok honour tapi kamu hanya benalu dalam hidupku. Manuasiawi memang tapi jangan dijadikan kebiasaan. Jika saja kamu berdalih dengan alasan makhluk sosial tapi apa makluk sosial berkelakuan seperti benalu yang numpang hidup terus pergi tanpa pamit. Ini beneran kamu nggak pernah mikir? Tanda terima kasih itu penting. Bukan berarti pamrih tapi setidaknya bilang ‘makasih bantuan nya’ Kamu bahkan tak ingat meski aku ingatkan.

Sejujurnya aku merasa kasihan dengan fungsi otakmu. Nggak di asah. Maunya di kasih asupan bergizi tapi sendirinya nggak jaga. Dan alhasil semua tugas terbengkalai dan yang terjadi kamu akan menyesal di akhir. Alibi kamu bagus karena pada akhirnya kamu akan kembali. Mengulangi kebodohan kamu lagi. Dan apa yang gue jawab pasti sama “Apa yang nggak ngerti?” sambil tersenyum pura-pura mengerti.

Ternyata benar menolak lebih sulit karena hati selalu merasa terancam dengan tatapan kamu yang seolah mengatakan “Pelit amat sih.” Rasanya pengen bales ucapan itu dengan tatapan sinis. “Kamu yang pelit sama kapasitas otak kamu sendiri. Nggak mau usaha dan maunya ngerepotin orang lain saja!” Saat itu aku cuma bisa tertawa dan menghela nafas membiarkan wajahku yang masih muda makin kelihatan tua karena banyak mikir. Yah berpikir hanya karena teman yang useless sepertimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun