Mohon tunggu...
Nur Hidayah Rahmawati
Nur Hidayah Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Halo! Nama saya Nur Hidayah Rahmawati. Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Revolusi Industry 4.0 dan New Society 5.0

29 Juli 2021   06:00 Diperbarui: 29 Juli 2021   08:02 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.researchgate.net/publication/335848695/figure/fig2/AS:803931999440904@1568683733878/Pillars-of-the-fourth-industrial-revolution.jpg 

Masuki Era Revolusi Industri 4.0

Dewasa ini, Industry 4.0 sering menjadi perbincangan hangat pada media massa maupun media sosial. Meningkatnya perkembangan teknologi secara pesat, membuat perubahan atau impact yang sangat nyata pada dunia saat ini. Salah satunya adalah bidang IT seperti Internt of Things (IOT). IOT termasuk ke dalam salah satu revolusi yang terjadi pada bidang teknologi, yaitu revolusi Industry 4.0.

Apa itu revolusi Industry 4.0? Revolusi Industry 4.0 juga disebut dengan Cyber Pyhsical System. Revolusi Industry 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi informasi dalam proses pengaplikasiannya, keterlibatan tenaga manusia dalam prosesnya dapat berkurang.

Saat ini, Indonesia sedang memasuki era revolusi Industry 4.0. Oleh karena itu, inovasi dalam bidang teknologi digital hadir untuk mencari solusi (problem solving) yang terjadi dan dapat membantu bidang sosial maupun perekonomian dalam masyarakat luas maupun global. Hal tersebut membuat manusia, alat/benda dan sistem berhubungan dalam menyelesaikan masalah tersebut dalam ruang lingkup digital.

Untuk menghadapi Industry 4.0, perusahaan-perusahaan maupun startup diharuskan dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dengan sebaik-baiknya hingga berstandar global dan dapat bersaing dengan seluruh SDM lainnya yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Pada era digital, robot dapat menggantikan pekerjaan maupun peran manusia. Akan tetapi, robot tidak bisa megerjakan semua bidang yang dapat dikerjakan oleh manusia, robot hanya menggantikan beberapa peran manusia. Robot hanya dapat mengerjakan pekerjaan biasa dan tidak dapat berpikir secara sangat kompleks seperti manusia.

Untuk berlangsungnya revolusi Industry 4.0, dibutuhkan teknologi internet yang cepat dan hampir tanpa adanya delay karena dapat mengganggu komunikasi antara manusia, alat dan sistem yang dapat menyebabkan kesalahan yang menimbulkan kerugian. Internet yang digunakan oleh perusahan-perusahaan sebaiknya dapat menggunakan teknologi digital seperti Augmented Reality, Virtual Reality, Big Data, Artificial Intelligence, Cybersecurity.

Perusahaan juga diharuskan untuk dapat membangun dan mengelola sistem yang terhubung dengan koneksi internet dan dapat mengoptimalkan pekerjaan yang dilakukan. Selain hal tersebut, internet dan fasilitas lain yang digunakan mampu menghemat biaya produksi agar lebih banyak manfaat yang didapatkan.

Dari yang sudah dijelaskan di atas, untuk menghadapi era digital baru yaitu revolusi Industry 4.0 harus diperhitungkan secara matang. Banyak hal yang menjadi acuan untuk menerapkan Industry 4.0, diantaranya adalah Networking atau jaringan yang luas dan cepat, kualitas SDM, biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun sebuah sistem pintar, serta membuat aturan dan kebijakan baru.

Menghadapi New Society 5.0

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/society5_0e-1.jpg
https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/society5_0e-1.jpg

Selain revolusi Industry 4.0 yang hangat diperbincangkan, Society 5.0 juga sangat ramai diperdebatkan. Super smart society (Society 5.0) diperkenalkan Pemerintah Jepang pada 2019,  Society 5.0 adalah suatu konsep Society yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang pertama kali dikembangkan oleh Jepang. Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun