Mohon tunggu...
Nurhayatul Ulfah
Nurhayatul Ulfah Mohon Tunggu... Freelancer - Sebatas pejalan yang tidak memiliki kepentingan apa-apa selain berbagi nasehat yang dikutip dari berbagai peristiwa kehidupan

Sebatas pejalan yang tidak memiliki kepentingan apa-apa selain berbagi nasehat yang dikutip dari berbagai peristiwa kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si Tangguh Ijen

19 Januari 2020   19:54 Diperbarui: 19 Januari 2020   19:58 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawah ijen adalah danau kawah paling asam di dunia yang berada di puncak Gunung Ije.  Kedalaman kawah ini adalah 200 m dan luas 5.466 ha. Fenomena blue fire atau api biru menjadi ciri khas dari kawah ini.  Untuk melihat blue fire kami turun menuju kawah dengan lintasan berbatu sejauh 800 m dengan kondisi sangat terjal hingga kemiringan 45 derajat. Pemandangan alami ini hanya ada dua di dunia yaitu Ijen dan Irlandia. Blue fire dapat dilihat jika tidak ada cahaya, maka waktu yang tepat untuk melihat fenomena ini adalah pukul 01.00 hingga 04.00 dini hari.

Saat jalan turun menuju kawah, beberapa kali kami berpapasan dengan para penambang belerang. Pengunjung harus mengutamakan jalan bagi penambang karena pikulan belerang hasil tambang yang dibawa sangat berat. Penambang membawa belerang yang telah di ambil menuju ke atas dengan memikulnya dalam keranjang.

Berdasarkan hasil wawancara kami dengan penambang seharinya mereka bisa mendapat 2-3 kwintal dengan beberapa kali bolak-balik dari atas ke bawah untuk menambang. Bisa dibayangkan dengan jarak 800 m dan kemiringan 45 derajat, memikul beban berat di pundak 50 kg para penambang menjadikan belerang sebagai sumber nafkahnya. Usai menambang mereka akan menimbang hasilnya di bawah, tidak jauh dari pos Paltidung. Sudah ada truk dari perusahaan yang siap menampung dengan harga Rp1.500/ kg.

Jika ditotalkan sehari para penambang bisa mendapat Rp200.000-Rp300.000. Tidak sebanding dengan resiko yang harus dihadapinya. Kami melihat para penambang tidak menggunakan masker gas yang aman, mereka hanya menggunakan balutan kain yang dililit menutupi hidung dan mulut. Mungkin sudah biasa bagi mereka, tapi resiko penyakit jangka panjang pasti tetap ada. Sangking terbiasanya para penambang menggunakan baju kaos turun ke bawah, mereka sudah kebal dengan dinginnya ijen. 

dokpri
dokpri
Untuk menambah penghasilan, para penambang membuat souvenir sederhana dari belerang untuk dijual kepada para pengunjung. Mereka menjual dari harga Rp5000--Rp50.000 tergantung kesusahan pembuatan. Kepada para pengunjung sangat disarankan untuk membeli, karena dengan hal kecil ini secara langsung bisa membantu perekonomian para penambang.

Kawah ijen dengan segenap fenomenanya adalah gambaran jika Indonesia merupakan "tanah surga" dengan sejuta keindahan yang layak dikunjungi. Paket lengkap keindahan alam ada di Indonesia. Hidup dibumi terindah sangat sayang jika tidak menjelajah.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun