Mohon tunggu...
nur faizza
nur faizza Mohon Tunggu... mahasiswa

saya memiliki hobi travelling. bagi saya, travelling bukan hanya sekadar jalan-jalan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk belajar dan berkembang. pengalaman-pengalaman ini telah membuka pikiran saya dan membuat saya menjadi orang yang lebih terbuka dan toleran.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Melampaui Ekonomi Hijau Menuju Doughnut Economy: Studi Kasus Implementasi PLTMH di Desa Cisitu, Jawa Barat, sebagai Langkah Menuju Pembangunan

25 April 2025   17:13 Diperbarui: 1 Mei 2025   21:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Doughnut Economy (Sumber: Wikipedia.com)

Paradigma pembangunan berkelanjutan terus berkembang untuk menghadapi ketidakadilan sosial dan perubahan iklim. Dalam beberapa dekade terakhir, gagasan ekonomi hijau, yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, menjadi dasar. Meskipun demikian, muncul kesadaran bahwa pembangunan yang benar-benar berkelanjutan memerlukan pendekatan yang lebih luas, yang tidak hanya akan memastikan pemenuhan kebutuhan dasar dan kesejahteraan seluruh masyarakat tetapi juga akan membatasi dampak negatif terhadap planet ini. Konsep ekonomi doughnut, yang didirikan oleh ekonom Kate Raworth, menawarkan visi pembangunan yang melebihi ekonomi hijau. Dalam struktur ini, "batas planet", yang merupakan batas ekologis yang tidak boleh dilewati, dan "fondasi sosial", yang merupakan batas manusiawi yang harus dipenuhi, membatasi ruang aman dan adil bagi umat manusia. Karena Indonesia adalah negara berkembang yang menghadapi banyak kendala dalam pembangunan, seperti keterbatasan akses energi di daerah pedesaan, adalah penting baginya untuk mengadopsi pendekatan pembangunan yang lebih transformatif yang selaras dengan ekonomi keripik. Studi kasus nyata ini akan menyelidiki pelaksanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Untuk memahami bagaimana inisiatif kemandirian energi berbasis sumber daya lokal ini berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat sekaligus mengurangi dampak lingkungannya, akan dilakukan analisis. Ini akan menjadi langkah pertama menuju pembangunan berkelanjutan yang inklusif seperti yang dipromosikan oleh ekonomi doughnut.

Implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Cisitu adalah contoh nyata bagaimana kerja sama dan kesadaran masyarakat lokal dapat meningkatkan proyek kemandirian energi. Desa Cisitu, yang terletak di daerah pegunungan dengan banyak potensi aliran sungai, sebelumnya menghadapi masalah dengan akses listrik yang stabil. Berbagai aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terhambat oleh keadaan ini. Melihat potensi sumber daya alam yang dimiliki Desa Cisitu, dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk organisasi non-pemerintah dan pemerintah daerah, masyarakat Desa Cisitu berinisiatif untuk membangun PLTMH. Proses pembangunan melibatkan berbagai tahapan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Dimulai dengan studi kelayakan teknis dan survei potensi aliran sungai. Kemudian dilanjutkan dengan pengurusan izin, penggalangan dana, dan pembangunan infrastruktur PLTMH secara fisik. Infrastruktur ini termasuk bendungan kecil (weir), saluran pengarah air (penstock), rumah pembangkit (powerhouse) dengan turbin dan generator, serta jaringan distribusi listrik ke rumah tangga dan fasilitas umum. Mekanisme PLTMH Cisitu sederhana, tetapi efektif. Air dari sungai mengalir ke turbin rumah pembangkit melalui saluran pengarah. Aliran air memutar turbin, yang kemudian menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. Selanjutnya, listrik didistribusikan ke rumah-rumah, sekolah, masjid, dan fasilitas umum lainnya di desa melalui jaringan kabel. PLTMH dikelola dan dipelihara secara mandiri oleh masyarakat melalui organisasi pengelola yang dibentuk. Orang-orang di desa membantu menjalankan banyak operasi, seperti memantau aliran air, membersihkan saluran, dan memelihara peralatan pembangkit. Operasi PLTMH Cisitu berhasil berkat pembagian tugas dan kolaborasi. Inisiatif ini tidak hanya memberikan akses listrik yang berkelanjutan, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan dan kemandirian energi di tingkat masyarakat.

Di Desa Cisitu, ada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang sangat membantu dalam memecahkan batas-batas planet, terutama dalam hal transisi energi dan perlindungan lingkungan. Dengan menggunakan energi air, sumber daya alam yang dapat diperbarui, PLTMH Cisitu adalah sumber energi terbarukan yang secara langsung mengurangi ketergantungan masyarakat pada sumber energi fosil yang menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Dibandingkan dengan kemungkinan penggunaan generator diesel atau sumber energi fosil lainnya untuk memenuhi kebutuhan listrik desa, data operasional PLTMH dapat memberikan perkiraan penurunan emisi karbon yang signifikan. Operasi PLTMH Cisitu juga dirancang untuk memaksimalkan manfaat air sungai sambil mempertahankan ekosistem sungai. Biasanya, desain bendungan kecil, atau weir, dirancang untuk memungkinkan aliran air terus mengalir tanpa mengganggu habitat alami di sungai. Untuk menjamin ketersediaan air bagi PLTMH dalam jangka panjang, sangat penting untuk melakukan pengelolaan DAS yang berkelanjutan. Inisiatif ini seringkali dikombinasikan dengan upaya konservasi hutan dan lahan di sekitar DAS. Kemandirian energi melalui PLTMH juga meningkatkan ketahanan energi desa terhadap perubahan harga bahan bakar fosil dan risiko gangguan pasokan energi dari luar yang tidak berkelanjutan. Dengan memiliki sumber energi ramah lingkungan sendiri, Desa Cisitu menjadi lebih mandiri dan berkontribusi pada upaya global untuk pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim. PLTA Cisitu adalah contoh bagaimana pemanfaatan potensi energi terbarukan lokal dapat menjadi solusi praktis untuk menjaga batas-batas planet.

Implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Cisitu tidak hanya menguntungkan lingkungan tetapi juga meningkatkan pemenuhan fondasi sosial masyarakat. Kedua hal ini merupakan komponen penting dari ekonomi keripik. Akses listrik di Desa Cisitu sangat terbatas sebelum PLTMH dibangun, yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Setiap rumah tangga dan fasilitas umum di desa sekarang memiliki akses listrik yang murah dan andal berkat PLTMH. Ketika listrik tersedia, ini memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat. Anak-anak sekarang memiliki penerangan yang cukup untuk belajar di malam hari, yang meningkatkan kualitas belajar dan prestasi akademik. Dalam sektor kesehatan, fasilitas kesehatan desa dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan menggunakan peralatan medis yang membutuhkan listrik. Dalam hal ekonomi, mendapatkan listrik memungkinkan banyak peluang bisnis baru dan meningkatkan produktivitas bisnis yang sudah ada. Masyarakat dapat menggunakan peralatan listrik untuk usaha kecil seperti pertanian dan kerajinan tangan. Pada akhirnya, ini akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi keluarga. Selain itu, memiliki listrik mempermudah dan melindungi masyarakat dalam hidup sehari-hari. Di malam hari, penerangan jalan desa meningkatkan keamanan, dan orang-orang dapat memanfaatkan berbagai fasilitas modern seperti TV, radio, dan perangkat elektronik lainnya yang meningkatkan kualitas hidup dan kemudahan akses ke informasi. Selain itu, proses pembangunan dan pengelolaan PLTMH Cisitu meningkatkan kohesi sosial dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya desa. Akibatnya, PLTMH Cisitu tidak hanya menyediakan energi bersih tetapi juga menjadi pendorong penting untuk pemenuhan fondasi sosial dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Keberlanjutan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Desa Cisitu sangat bergantung pada tata kelola yang transparan dan akuntabel, partisipasi masyarakat yang aktif, dan kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul. Sebagian besar, tata kelola PLTMH Cisitu dilakukan melalui struktur organisasi yang dibuat oleh masyarakat desa. Ini biasanya melibatkan tokoh masyarakat, perwakilan pemuda, dan orang lain yang memiliki keahlian dan kepedulian terhadap keberlanjutan PLTMH. Untuk memastikan bahwa kepentingan seluruh masyarakat tercapai, proses pengambilan keputusan biasanya dilakukan secara musyawarah dan mufakat. Pengawasan keuangan PLTMH dilakukan secara terbuka dan terbuka, dengan catatan pemasukan dan pengeluaran yang jelas. Selain itu, masyarakat secara teratur menerima laporan tentang aktivitas dan kondisi PLTMH. Keberlanjutan PLTMH Cisitu bergantung pada partisipasi masyarakat yang aktif. Orang-orang di desa terlibat dalam banyak hal, seperti menjaga infrastruktur (misalnya, membersihkan saluran, melakukan perbaikan kecil), mengelola air (misalnya, memantau debit sungai), dan menangani masalah operasional yang mungkin muncul. Rasa kepemilikan yang tinggi terhadap PLTMH mendorong orang untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam menjaganya. Namun, keberlanjutan PLTMH Cisitu menghadapi banyak masalah. Perubahan iklim dapat memengaruhi debit air sungai, yang merupakan sumber energi PLTMH utama. Karena itu, pemeliharaan dan penggantian komponen yang aus diperlukan dengan perencanaan keuangan dan teknis yang baik. Selain itu, konflik kepentingan yang berkaitan dengan penggunaan air sungai harus diantisipasi dan dikelola dengan baik. Pengelola PLTMH Cisitu biasanya bekerja sama dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan organisasi teknis, untuk mengatasi masalah ini dan mendapatkan bantuan teknis dan dana. Selain itu, masyarakat terus diberitahu tentang pentingnya menjaga lingkungan dan diminta untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan PLTMH. Untuk menjamin keuntungan PLTMH Cisitu untuk generasi sekarang dan mendatang, tata kelola yang baik dan partisipasi masyarakat yang berkelanjutan sangat penting.

Model pelaksanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Cisitu memberikan pelajaran yang sangat berharga dan memiliki potensi untuk diterapkan di wilayah lain di Indonesia untuk mendukung prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang inklusif yang dipromosikan oleh kerangka ekonomi roti. Kesuksesan PLTMH Cisitu bergantung pada sejumlah komponen penting yang dapat diterapkan dan disesuaikan di tempat lain. Pertama, dasar utama untuk keberhasilan jangka panjang adalah pemanfaatan berkelanjutan potensi sumber daya lokal, seperti aliran sungai. Kedua, partisipasi aktif dan rasa kepemilikan masyarakat dari perencanaan hingga operasional dan pemeliharaan sangat penting. Ketiga, bantuan teknis dan keuangan yang diperlukan diberikan oleh dukungan kepemimpinan lokal dan kolaborasi dengan organisasi eksternal, seperti pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah. Keempat, kepercayaan dan partisipasi masyarakat dibangun melalui model tata kelola yang transparan dan akuntabel. Potensi sumber daya alam terbarukan Indonesia sangat besar, termasuk air untuk PLTMH di banyak wilayah pegunungan dan aliran sungai. Banyak desa yang berada di wilayah terpencil dan sulit dijangkau jaringan listrik PLN memiliki karakteristik geografis yang sebanding dengan Desa Cisitu dan dapat memanfaatkan model PLTMH. Replikasi model ini, dengan mengubahnya untuk memenuhi potensi sumber daya lokal dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan akses energi yang bersih dan terjangkau sambil memberdayakan masyarakat dan mengurangi ketergantungan mereka pada sumber energi fosil. Selain itu, model PLTMH Cisitu berfokus pada pemenuhan kebutuhan energi secara partisipatif, berkelanjutan, dan berkelanjutan. Model ini sejalan dengan prinsip ekonomi doughnut, yang menekankan pada pemenuhan fondasi sosial, yaitu akses ke energi, tanpa melampaui batas planet (pemanfaatan energi terbarukan). Dengan dukungan kebijakan yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah, mereplikasi inisiatif serupa dapat menjadi langkah nyata menuju transisi menuju pembangunan berkelanjutan yang lebih adil dan lestari di Indonesia.

Studi kasus tentang pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Cisitu, Jawa Barat, memberikan contoh luar biasa tentang bagaimana inisiatif kemandirian energi berbasis sumber daya lokal tidak hanya dapat mengatasi masalah akses energi dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan kemandirian masyarakat desa secara signifikan.. Ini sesuai dengan prinsip ekonomi hijau tentang pemenuhan fondasi sosial. PLTMH Cisitu, yang berhasil didorong oleh partisipasi masyarakat, tata kelola yang baik, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, menunjukkan potensi besar energi terbarukan untuk membantu pembangunan Indonesia menjadi lebih inklusif dan ramah lingkungan. Model ini dapat diterapkan di tempat lain dan disesuaikan dengan konteks lokal. Ini adalah langkah penting menuju paradigma pembangunan yang lebih luas dan selaras dengan ekonomi doughnut untuk memastikan masa depan Indonesia yang adil dan lestari. Untuk mereplikasi keberhasilan inisiatif seperti PLTMH Cisitu di seluruh nusantara, diperlukan dukungan kebijakan yang kuat, transfer pengetahuan, dan pemberdayaan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun