Tertawa,tersenyum,bercanda sampai humorris sekalipun itu sudah merupakan hal biasa dalam kehidupan manusia.,namun demikian hal  tersebut dilakukan harus dalam   batas-batas  kewajaran yang  tidak akan menyinggung perasaan orang lainnya.Dalam Islam juga dikenal ,bahkan diatur sedemikian rupa bagaimana tertawa,tersenyumbercanda dan humor itu sehingga dilakukan dengan baik sesuai ajaran Islam itu sendiri.
Rasulullah SAW dan para sahabatnya sering melakukan hal itu,tetapi tentu saja sesuai dengan ajaran Islam karena senantiasa mereka di bawah bimbingan Wahyu dan Sunnah Rasul-Nya.Ketika para sahabat bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai tertawa,apakah itu haram ? Beliau menjawab""bagaimana bisa haram,karena Allah -lah yang membuat tertawa dan yang menangis",ujar Ibnu Abbas kepada sahabat lainnya.
Selanjutnya Sofyan As Tsaury menjawab pertanyaan sahabat lainnya pada suatu ketika saat ditanya "Apakah bercanda itu aib?".Sofyan As Tsaury menjawab mirip dengan jawaban yang di kemukakan oleh Ibnu Abbas,"bagaimana mungkin beranda itu aib,sedangkan ia merupakan sunnah dari Nabi".Belum puas dengan  jawaban tersebut,maka para sahabat bertanya kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Wahai Rasulullah,tanya para sahabat,sesungguhnya engkau mencandai kami".Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab dengan sabdanya:"Sesungguhnya aku bercanda dan tidak akan mengatakan,kecuali yang benar(HR.Tirmizi).Terkait masalah itu maka bisa disimpulkan tertawa,bercanda termasuk pekerjaan yang diperbolehkan oleh Syar"i,dan tidak bertentangan dengan kandungan Al Qur'an dan sunnah Rasul-Nya.
Rasulullah SAW sendiri suka tersenyum,tertawa sampai kelihatan gigi gerahamnya.dan juga bercanda dengan para sahabatnya,keluarganya dan orang-orang mukmin lainnya.Namun tertawa,tersenyum, bercanda dan humor itu tidak keluar dari batas-batas kewajaran .Rasulullah SAW melakukannya sesuai dengan tuntunan ilahi,sehingga tertawanya,tersenyumnya dan juga candanya tidaka menyakiti orang lain ,tetapi sebaliknya justeru bisa membahagiakan umat.
Dalam buku"Al Adab Al-Mufrad"karya Al- Bukhary dan Ibu Majah dari Abu Hurairah  menulis sebagai berikut:"Janganlah kalian memperbanyak tertawa,karena tertawa itu bisa mematikan hati".Begitu pula jika seseorang tanpa tertawa,bercanda dan tersenyum bisa juga ia akan stres ,depresi yang pada akhirnya akan mematikan rasa.Karenanya tertawalah,tersenyumlah,bercandalah sekadar tidak melampau batas-batas syar'i yang sudah ditetapkan.
Senyum itu sedekah,sabda rasulullah SAW.Mengapa demikian ? karena memang tersenyum itu jika dilakukan tepat guna bisa menyenangi dirinya dan juga orang lain.Tertawa,tersenyum dan juga bercanda dan humor itu jika dilakukan sesuai ajaran islam akan bisa meringankan beban jiwa raga dirinya dan juga orang lain.Bukankah tersenum ,bermuka manis kepada orang merupakan modal dalam pergaulan manusia?
Dalam konteks ini tentunya jika dilakukan tidak berlebih-lebihan,karena setiap yang berlebih-lebihan itu kurang baik sebagaimana juga jika tidak melakukannya,sebab semua perbuatan itu yang paling baik adalah yang sederhana saja.Dan manusia yang paling baik adalah yang bermamfaat bagi sesama.