Gaambar:VOA.Com Konflik Suriah yang sudah berlangsung sekitar dua tahun itu diperkirakan sudah menelan korban sekitar 80.000 jiwa dan jutaan waaraaganya mengungsi ke negara-negara tetangganya,seperti Yordania,Turki , Libnanon dan Iraq.Kekuatan rejim Bashar Al Asad dukungan Rusia,China dan Republik Islam Iran  belum juga rontok meskipun sudah di gempur habis-habisan oleh kelompok-kelompok oposisi dukungan Barat. Ketangguhan rejim Damascus tidak terlepas dari rapuhnya persatuan kelompok-kelompok oposisi yang memang berbeda ideologi dan kepentingan politiknya masing-masing,sehingga pihak AS dan sekutunya terpecah pula dalam memberi dukungan kepada mereka.Meskipun sekarang emargo senjata untuk kelompok oposisi sudah dicabuit oleh EU,tetapi Gedung Putih kelihatannya enggan terlibat lebih jauh kedalam konflik Suriah tersebut. Terkait masalah itu AS kelihatannya lebih mendorong Zionis Israel untuk menekan Damascus ,dan dengan alasan keterlibatan Hizbullah dukungan Republik Islam Iran di pihak rejim Suriah maka Israel sudah punya alasan kuat untuk melancarkan beberapa kali serangannya kewilayah Suriah.Seranagan itu direstui oleh Gedung Putih dengan alasan bahwa Zionis Israel itu membela diri,serta berbagai persenjataan kiriman Rusia,Republik Islam Iran itu tidak jatuh kepada Organisasi  Hizbullah pimpinan Syekh Hassan Nasrallah itu. Meskipun pasukan NATO sudah berada di perbatasan Turki-Suriah,bahkan telah memasang beberapa rudal pencegat rudal di kawasan itu.Sekitar 1000 personil NATO sudah berada disana ,untuk mencegat rudal-rudal yang datang dari Suriah.Selain itu ribuan pasukan Turki dan ratusan kenderaan lapis baja dan artileri berat dan rudal juga sudah disiagakan di kawasan perbatasan kedua negara tersebut.Namun demikian dua negara yang memeiliki hak veto di DK-PBB,Rusia dan Tiongkok tetap tidak mentolerir invasi militer terhadap Suriah. Namun menurut media Hizbollah bahwa Rusia yang memiliki ikatan pertahanan dengan Suriah itu selalu memasok berbagai mesin peranagnya kesana,dan sekarang Bashar Al Asaad kononnya pula menerima paket dari Rusia tersebut.Paket itu adalah peluru kendali terbaru buatan Kremlin  S-300  salah satu jenis rudal canggih anti pesawat terbang sehingga sangat meningkat kemampuan militer rejim Bath dukungan Aliwiyin , yang diperkirakan bisa menghentikan intervensi asing ke Suriah. Pengiriman persenjataan canggih dari Rusia itu sebagai reaksi terhadap pencabutan embargo senjata kepada pihak oposisi oleh EU,yang semakin menyulitkan proses perdamaian yang di sponsori PBB dukungan AS dan Rusia.Selain itu juga Rusia masih mempertahankan keberadaan pangkalan AL-nya di Suriah yang bersekutu dengan Hizbollah dan juga beberapa kapal perang Republik Islam Iran.Dalam konteks ini kelihatannya Zionis Israel sangat mengkhawatirkan jika mesin perang jatuh ketangan Hizbullah yang pernah bertempur melawan Israel tahun 2006. Meskipun sudah beberapa kali pesawat-pesawat tempur Israel menggempur pabrik kimia dipinggiran Damascus dan konvoi pengiriman senjata kepada Hizbullah,tetapi militer Israel sangat berhati-hati dalam menanggapi masalah konflik Suriah.Pemerintah Israel sekarang melarang pejabatnya untuk berkomentar soal konflik Suriah.karena bisa menambah tegangnya kondisional di perbatasannya dengan Suriah apalagi masalah Dataran tinggi Golan (wilayah Suriah yang direbut Israel )sekarang semakin menghangat kembali menyusul terjadi beberapa kali tembakan-tembakan dari dan ke Israel-Suriah . OLeh karenanya dikhawatirkan konflik Suriah semakin meluas jika akhirnya secara terang-terngan pasukan NATO dan Israel ikut campur dengan alasan untuk mencegah Hizbullah dan Republik Islam Iran menguasai Suriah pasca pengunduran diri Bashar Al Asad.Sekarangpun menurut laporan media barat keterlibatan pasukan Hizbullah sangat nyata disana,sehingga AS menyerukan supaya Hizbullah segera keluar dari Suriah.Sementara pasukan elite Republik Islam Iran juga sudah lama terlibat dipihak rejim Damascus , meskipun selalu di banatah oleh negara Syiah tersebut. Untuk menghentikan konflik dikawasan,maka PBB perlu lebih serius lagi dalam mengupayakan suatu perundingan yanag melibatkan kelompok oposisi dan sekutunya Baratnya,serta rejim Damsyik dan sekutunya.Jika gagal juga sebagaimana misi Kovi Anan sebelumnya yang makin menyulitkan misi PBB pimpinan Lakdar Ibrahimi maka kawasan tersebut akan terbakar api peperangan yang sangat berbahaya dan mengancam perdamaian dunia.