Mohon tunggu...
Nur Asih Jayanti
Nur Asih Jayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

Senang menulis tentang Pertanian, pangan, dan lifestyle. Enjoy the moment!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengapa Perkembangan Pertanian Organik di Indonesia Lambat?

9 Maret 2022   10:25 Diperbarui: 9 Maret 2022   11:39 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Pertanian organik di Indonesia memiliki peluang yang besar di masa masyarakat yang menyadari akan pentingnya kesehatan pangan yaitu bahaya pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Akan tetapi mengapa perkembangan pertanian organik masih lambat di Indonesia? Mari kita cari tahu bersama-sama.

Kesadaran tentang bahaya pemakaian bahan kimia dalam keguatan pertanian menjadikan pertanian orgsnik menarik perhatian produsen maupun konsumen. Konsumen akan memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan yang akan meningkatkan permintaan produk organik. Trend pola hidup sehat menjadi popular juga menjadi salah satu alasan untuk mengkonsumsi produk organik. 

Volume produk organik mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang diperdagangkan secara internasional. Negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa menjadi produsen terbesar. Untuk pasar Asia didominasi oleh negara Jepang, Taiwan dan Korea. 

Potensi pasar produk pertanian organik di Indonesia dapat dibilang masih sangat kecil. Hal ini dikarenakan penggunaan produk organik masih terbatas pada kalangan menengah dan atas saja. Berikut beberapa kendala yang dihadapi :

1. Belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik. 

2. Perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia

3. Belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.

Indonesia sendiri memiliki potensi yang sangat besar untuk bersaing di pasar internasional secara bertahap. melihat dari masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk dikembangkan sistem pertanian organik serta dukungan teknologi sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, pestisida hayati dan lain-lain.

Pengembangan selanjutnya yaitu pada pemenuhan permintaan pasar global. Komoditas eksotis seperti sayuran perlu segera dikembangkan. Pengembangan pertanian organik di Indonesia juga memerlukan struktur kelembagaan baru. Kelembagaan ini seperti kelompok tani, koperasi. Namun yang paling penting harus dapat memperkuat posisi tawar petani. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun