Menghadapi Ujian di Bulan Ramadan

Pagi ini, siswa siswi kami program SKS 2 tahun  MTsN Bangkalan melaksanakan ujian akhir  semester 2. Anak-anak  yang tergolong cerdas istimewa ini melaksanakan pembelajaran hanya 3 bulan  dalam satu semester, kemudian dilanjutkan dengan ujian. Sehingga mereka menyelesaikan program pendidikan ditempuh hanya dua tahun. Satu tahun lebih cepat dari biasanya. Penempatan mereka dalam kelas  program "spesial" ini bukan serta merta. Tetapi melalui tahap penyaringan ketat mulai awal masuk tahun ajaran baru, sampai satu semester berjalan. 

Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan paten dari sekolah.Seperti nilai terutama mapel yang dahulu digunakan UN,  semangat belajar, kemampuan mengelola waktu dan responsif terhadap tugas yang diberikan guru. Dari 10 rombel yang ada di sekolah kami, terjaring 23 anak yang lolos.

Itupun melalui dengar pendapat guru pengajar, wali kelas 7 dan kepala madrasah. Nama anak yang muncul dalam rapat ini, yang dinyatakan layak dalam program 2 tahun,  kemudian dibawa ke rapat orang tua wali murid. Jika sepakat dan mau menerima tawaran dari  sekolah, mereka harus menandatangani surat pernyataan bersedia. Artinya sebagai wali murid siap mendukung, mensupport terhadap anaknya, yang sudah pasti membutuhkan porsi belajar lebih intens dibandingkan kelas reguler.

Semangat melaksanakan ujian terlihat dari kesigapan mereka datang ke sekolah. Jam 07.00 WIB satu kelas yang berjumlah 23 siswa sudah stand by di kelasnya. Bulan puasa dijadikan sebagai momentum untuk  menguji kesabaran, mengasah diri, memperbaiki diri dan memunculkan semangat baru. Persiapan belajar dari rumahnya, mereka lanjutkan di sekolah.

Kordinator program SKS 2  semester sekaligus sebagai wali kelas  ibu Trimaryuni, S.Pd,  memberikan informasi  absensi yang harus ditanda tangani siswa dan guru pengawas.  Setting waktu ujian jam pertama pukul 07.30-09.00. Kebetulan saya kebagian jam pertama.  Saat saya memasuki ruang kelas, Anak-anak sudah siap dengan perangkatnya yaitu hp android. Disertai paketan pulsa yang cukup untuk mensupport ujian itu. Ketentuan seperti ini sudah diinfokan sebelumnya. Pembacaan doa mengawali aktivitas pagi. Mereka mengikuti lantunan doa dari speaker pusat. Kemudian saya sebar nomer token ujian  mata pelajaran saat ini.

Satu demi satu  siswa mulai membuka aplikasi yang sudah terbiasa dipakai. Kebetulan sekolah kami menggunakan aplikasi resmi dari kemenag e-learning . Di mana didalamnya terdapat fitur  lengkap dalam kebutuhan pembelajaran siswa dan guru. Saat  proses membuka aplikasi itulah  berbagai keadaan muncul. Apalagi ini merupakan hari pertama dan jam pertama pula. Ada yang  mulus langsung  bisa masuk, ada juga yang terkendala  tehnis seperti username, pasword yang lupa, aplikasi yang tidak update dan sebagainya.

Berbagai reaksi juga muncul. Ada yang santai sambil terus mengikuti panduan dari saya. Ada juga yang setres karena dalam tempo  lumayan lama tidak  support  dan belum bisa masuk ke aplikasi itu. Alhamdulillah akhirnya  sebagian besar mereka sudah mulai mengerjakan ujian semester. Tinggallah dua anak  yang tidak bisa kami  tangani. Satu menangis , satunya lagi enjoy  sambil senyum.  Ada rasa khawatir yang muncul dari raut mereka. Takut tidak bisa mengerjakan soal secara maksimal. Saya tersenyum melihatnya sambil  menenangkan hatinya. 

Operator e-learning saya hubungi. Bapak  Muzakki  namanya. Beliau siap memberikan solusi.  Agak  lama juga  beliau mengutak atiknya. Entahlah apa penyebabnya. Akhirnya kedua anak ini bisa tertangani dengan aman . Senyum mengembang muncul dari kedua bibir  mereka. Setting jam saya ubah lagi agar kedua anak ini memiliki porsi  yang sama dalam mengerjakan soal. Anak-anak  mengerjakan dengan tertib. Tiba saatnya selesai, mereka mengakhiri pekerjaannya dan logout dari aplikasi itu. 

Hem..Ujian semester di saat Ramadan ini , merupakan  salah satu bentuk ujian  kesabaran.  Semoga apapun yang kita lakukan termasuk urusan yang bersifat dunia, mendapat ridha Allah SWT.