Mohon tunggu...
NUR AINI SALSABILA
NUR AINI SALSABILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya manusia biasa:)

Semoga bermanfaat. Selamat membaca:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Akhlak Tasawuf dengan Moral Manusia di Akhir Zaman

21 Desember 2021   12:03 Diperbarui: 24 Desember 2021   13:12 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhlaq merupakan sifat manusia yang hakiki dan bagian yang tak terpisahkan dalarn kehidupan manusia bahkan untuk mernbedakan antara hewan dan manusia terletak pada akhlaknya. Manusia yang tak berakhlak sama halnya dengan hewan, kelebihannya manusia hanya pandai berkata-kata.

Sifat, perangai dan watak merupakan suatu jalinan yang menjadikan manusia terhormat dan dihorrnati. Harta dan pangkat adalah kehormatan yang sementara dan tidak akan kekal selamanya. Harta dan pangkat dapat lenyap dan kehonnatan pun dapat sirna, tetapi sebaliknya sifat, perangai dan watak akan kekal buat selamanya, kebaikan dan keburukannya akan selalu dikenang orang.

Di antara misi ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah misi moral, yakni untuk memperbaiki umat manusia dalam segala bentuk kehidupan, dan memperingatkan para umat manusia agar tidak hanyut dalam keadaan yang akan menenggelamkannya dalam kancah kejahatan yang selalu mengancam mereka. Hanya akhlakul karimah yang berlandaskan aqidah Islamiyah yang dapat menyelamatkan mereka dari kehancuran.

Tujuan ilmu akhlaq, sebagaimana yang dikatakan oleh Barmawi Umary adalah supaya manusia terbiasa melakukan hal yang baik, mulia, terpuji, serta menghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela. Yang demikian itu tidak akan berhasil kalau tidak ada usaha manusia ke arah sana. Akan tetapi dalam kenyataan nya, perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu justru dilakukan oleh mereka yang ahli hukum, ahli moral dan bahkan mereka yang mengerti aturan-aturan agama.

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK, agama perlahan mulai terabaikan. Manusia dengan segala potensinya kini berusaha mengejar pengetahuan dengan daya nalar dan akalnya untuk memudahkan segala urusannya di dunia. Dalam proses menginstankan kehidupan ini, posisi agama semakin mengalami krisis sehingga mulai bermunculan klaim bahwa agama sudah tidak relevan lagi dengan kemajuan zaman. Seorang saintis modern AN.Wilson dalam buku Against Religion: Why We Should Try to Live without It menulis "Karl Marx menggambarkan bahwa agama adalah candu rakyat, tetapi sesungguhnya agama jauh lebih berbahaya dari candu. Agama tidak membuat orang tertidur. Agama mendorong manusia saling menganiaya di antara sesamanya, untuk mengagungkan perasaan dan pendapat mereka sendiri atas perasaan dan pendapat orang lain, untuk mengklaim diri mereka sendiri sebagai pemilik kebenaran." Kalimat tersebut berasal dari  seorang sekularis asal Inggris, dimana ia mengkritik secara tegas keberadaan agama bagi manusia, bahwa agama bukan sekedar obat tidur yang melelapkan manusia. Lebih jauh ia menganggap agama justru menjadi pemicu rivalitas terhadap sesama manusia karena klaim atas kebenaran yang dimilikinya.

Di tengah arus modernisasi yang terus mengalami perubahan. Manusia dituntut untuk terus bertarung dalam perkembangan dunia globalisasi, teknologi, dan komunikasi. Yang lamban, akan gugur, yang tak disiplin akan jatuh, yang tak berjuang akan menyerah di persimpangan jalan, dan yang tidak mempunyai prinsip hidup akan terombang ambing tak jelas arah tujuan hidupnya. Begitulah apa yang terjadi dalam dunia post-modernisme. Begitu cepatnya akses informasi dan komunikasi menuntut manusia harus semakin giat dalam persaingan. Siapapun yang lengah dan hanya bersantai-santai akan sulit bertahan.

Semenjak abad  ke-20 sampai sekarang, dunia sains telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk salah satunya agama. Terabaikannya agama yang dimaksudkan disini adalah kekeringan spritiual yang melanda manusia modern semenjak mereka bergelut dengan dunia sains yang berorientasi pada materi dan aspek-aspek positif. Demi mengejar kehebatan dan kecanggihan dunia menyebabkan mereka lupa, sehingga berakibat pada runtuhnya nilai rohani yang suci yang sejatinya sudah tertanam sebagai fitrahnya semenjak lahir. Keringnya nilai Ilahi pada diri manusia tentu menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi generasi penerus.

Tentu saja tidak secara generalisasi semua manusia lalu membangga-banggakan sains kemudian melupakan agama, sehingga dalam keadaan terparah ia menjadi atheis. Di tengah carut-marutnya dunia seiring perkembangan ilmu pengetahuan, ternyata manusia justru mulai melakukan pendekatan kembali kepada Tuhan melalui ajaran-ajaran agama. Terutama semenjak krisis spiritual yang melanda umat manusia karena mereka terlalu mebangga-banggakan dunia materi. Atas semangat inilah muncul berbagai kalangan yang berusaha mengkaji lebih dalam ajaran-ajaran Islam, khususnya pada aspek Esoteris Islam, yakni Islam sebagai nilai-nilai kerohanian di samping Islam formal yang cenderung hanya sebatas praktek semata.

Aspek Esoteris Islam ini sering dikenal dengan sebutan Ilmu Tasawuf. Diantara tujuan mempelajari Tasawuf adalah untuk membentuk akhlak yang baik, hati yang bersih, berbuat ikhlas, bersikap khusyu', sabar, tawakkal, muroqobah, dan seluruh sifat yang terpuji. Lebih dari itu, Tasawuf harus dipahami dihayati serta dirasakannya sebagai suatu kebutuhan dan kenikmatan. Itu semua merupakan bagian dari nilai-nilai urgensi mempelajari Akhlak dan Tasawuf.

Tasawuf merupakan aspek ajaran Islam yang mewariskan etika kehidupan sederhana, zuhud, tawakkal, kerendahan hati, nilai-nilai kesabaran dan semacamnya. Sedangkan dunia modern lebih banyak terdapat pemujaan materi, persaingan keras disertai intrik tipu daya, keserakahan, saling menjegal antar sesama, tidak mengenal halal haram, dan sebagainya. Ternyata efek kehidupan dunia modern yang mengarah pada dunia glamor ini tidak menenangkan batin. Sehingga trend kembali kepada agama nampaknya lebih berorientasi spiritualisme.

Dunia sekarang mendambakan kedamaian hidup. Bukan saja kedamaian rumah tangga, antar tetangga dan kelompok masyarakat, dan stabilitas nasional, tetapi sampai pada kedamaian internasional. Untuk itu implementasi tasawuf di zaman modern ini hendaknya diletakkan secara proporsional. Dalam artian pengembangan tasawuf disesuaikan dengan perkembangan zaman yang mengutamakan hidup bersih dari noda-noda kemaksiatan, dan berusaha untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma agama jangan sampai terjerumus dalam perbuatan dosa dan barang-barang yang haram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun