Mohon tunggu...
Nuraila R
Nuraila R Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PSIKOLOGI UMM 2020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kearifan Lokal Budaya Tabe' di Daerah Sulawesi Selatan

25 Januari 2022   14:16 Diperbarui: 25 Januari 2022   17:49 3675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

EB. Taylor pada tahun 1871 mendefenisikan kebudayaan pertama kali di mana dalam bukunya Primitive Culture, kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Yang menjadi dasar dari kebudayaan adalah nilai. Budaya merupakan kesenian yang tumbuh di tengah masyarakat dan diwariskan secara turun temurun. Sedangkan kebudayaan daerah merupakan kesenian tradisional yang di miliki oleh setiap daerah, maupun suku yang ada di Indonesia. Salah satu budaya yang ada di Indonesia yang juga berasal dari daerah Sulawesi selatan yaitu budaya tabe'.

Tabe' (permisi) adalah budaya yang ditinggalkan oleh leluhur, yang mewariskan sopan santun dan tata krama yang baik, tidak hanya dengan ucapan melainkan dengan gerakan juga. Tabe' biasanya dilakukan oleh anak muda kepada orang yang lebih tua untuk memperlihatkan sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Budaya tabe' itu sendiri dilakukan ketika sesorang melewati arah orang yang lebih tua di banding dengan dirinya kemudian orang tersebut minta permisi untuk melewati arah orang lain, dengan mengucapkan kata "tabe". Kata tabe tersebut diikuti gerakan tangan kanan turun kebawah mengarah ketanah dan badan agak sedikit membungkuk. Makna dari perilaku ini adalah bahwa kata tabe' merupakan simbol dari upaya menghargai dan menghormati siapapun orang yang berada dihadapan kita.

Tetapi sekarang ini, banyak sekali anak-anak muda generasi milenial yang tidak lagi menerapkan budaya tabe'. Selain anak-anak dari generasi milenial, nyatanya banyak juga dari golongan orang tua yang kurang menerapkan budaya tabe'. Budaya tabe ini terlihat sepeleh tapi memang makna dari budaya ini sangat memperlihatkan sifat sopan santun dan tata krama yang baik di daerah bugis. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, budaya tabe' ini sudah jarang diterapkan. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang sekarang ini semakin maju dan perkembangan tekhnologi yang semakin canggih.

Dengan menerapkan budaya ini di lingkungan masyarakat, orang-oarang yang lebih tua merasa sangat dihormati. Ketika seorang anak muda yang sedang melewati sekumpulan orang yang lebih tua kemudian ia menerapkan budaya tabe' ini maka orang yang lebih tua akan merespon dengan memberikan ruang seperti menarik kaki yang bisa saja akan menghalangi orang yang lewat, membalas senyuman, memberikan anggukan hingga memberikan jawaban "ye, de' megaga" (bahasa bugis) yang bisa juga diartikan sebagai "iya tidak apa-apa" atau "silahkan lewat". Sehingga dapat dikatakan bahwa budaya ini memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat yang menerapkannya karena mencerminkan sikap sopan santun dan menghargai orang yang lebih tua.

Untuk tetap melestarikan budaya ini, masyarakat daerah bugis mengembangkan atau mengimplementasikannya secara turun-temurun dimulai dari pola asuh hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Budaya ini sangat tepat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mendidik anak. Dimulai dengan cara mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan akhlak sesama, seperti mengucapkan tabe' (permisi) sambil berbungkuk setengah badan bila lewat di depan sekumpulan orang-orang tua yang sedang bercerita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun