Mohon tunggu...
Nur Afiani Safrina
Nur Afiani Safrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Tematik MDBPE-MBKM UPI 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suka Duka Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 Menurut Perspektif Siswa

31 Juli 2021   11:30 Diperbarui: 31 Juli 2021   11:43 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terhitung sudah satu tahun lebih sejak kasus  pertama covid-19 di Indonesia pada akhir maret 2020. Hingga kini kasus positif covid-19 terus mengalami penambahan setiap harinya. Hal tersebut menyebabkan hampir seluruh wilayah Indonesia dan berbagai bidang kehidupan terkena dampaknya. Meskipun begitu, pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan untuk memutus rantai penyebaran  covid-19. Salah satunya dengan  memberlakukan social distancing atau  menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

Semua kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan orang banyak dihentikan sementara waktu untuk  meminimalisir potensi penyebaran virus covid-19. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah pun turut dihentikan untuk sementara waktu. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19, salah satunya dengan mengadakan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring dilakukan dalam rangka pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi covid-19. Tentunya berbeda dengan pembelajaran secara langsung, di mana siswa bisa bertatap muka dengan guru dan teman-teman. Sedangkan dalam pembelajaran daring, siswa tidak bisa bertatap muka secara langsung, melainkan dalam jaringan dengan menggunakan bantuan teknologi seperti handphone ataupun laptop.

Adanya sistem pembelajaran daring ini  memberikan warna baru bagi bidang pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, karena baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia,  pastinya banyak suka duka mengikuti pembelajaran daring, baik itu untuk  guru, siswa maupun orang tua siswa.  Lalu, apa saja suka duka mengikuti pembelajaran daring menurut perspektif para siswa? Berikut ini hasil wawancara kepada beberapa siswa/i di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Hal menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran daring yang Pertama adalah waktu belajar lebih fleksibel karena pembelajaran daring dapat dilakukan di mana saja dan lebih banyak waktu luang, sehingga tidak terburu-buru dalam memahami materi pelajaran. Pembelajaran daring juga dianggap lebih santai dibandingkan pembelajaran secara langsung, karena memungkinkan para siswa untuk belajar sambil makan, minum, hingga rebahan. Kedua, siswa dapat lebih melek teknologi karena dapat menggunakan berbagai macam aplikasi pembelajaran daring. Ketiga,  siswa dapat memiliki waktu yang lebih banyak  untuk berkumpul dan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain karena kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah.

Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran daring menuntut siswa untuk dapat memanfaatkan teknologi seperti handphone ataupun laptop. Namun pada kenyataannya, tidak semua siswa memiliki sarana belajar tersebut. Terlebih lagi para siswa perlu menyediakan kuota internet. Beberapa dari siswa merasa sedikit terbebani dengan adanya biaya kuota, maka dari itu mereka mengharapkan adanya bantuan kuota internet, baik itu dari pemerintah maupun pihak sekolah. Selain itu, beberapa siswa juga mengeluhkan  kondisi sinyal atau jaringan di rumahnya seringkali tidak mendukung, sehingga menjadi kendala bagi mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran daring.

Beberapa siswa juga merasa pelaksanaan pembelajaran daring kurang efektif karena mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran maupun ketika hendak bertanya  kepada guru perihal materi pelajaran yang tidak dimengerti. Beberapa siswa juga mengeluhkan banyaknya tugas selama pembelajaran daring sehingga mereka seringkali kesulitan dalam membagi waktu antara tugas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Selain itu, tugas yang diberikan oleh guru terkadang tidak tepat waktu pada jam pelajarannya. 

Pembelajaran daring juga dapat menimbulkan kebosanan dan kejenuhan bagi para siswa. Karena proses pembelajaran daring tidak dilakukan di kelas secara bersama-sama, maka para siswa tidak bisa mendapatkan suasana belajar yang mendukung,  sehingga mereka seringkali kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran daring.  Mereka menginginkan untuk dapat segera melaksanakan pembelajaran tatap muka dan dapat bertemu dengan teman-teman maupun para guru. 

Pelaksanaan pembelajaran daring memang ada suka dukanya, namun pembelajaran daring merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meminimalisir potensi penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Semua yang terlibat dalam pembelajaran daring baik itu guru, siswa, orang tua siswa maupun pihak lain, harus bijaksana dalam menyikapi pembelajaran daring di tengah pandemi covid-19 ini agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Harapannya, semoga pandemi ini cepat berakhir dan keadaan dapat kembali normal sehingga pembelajaran tatap muka  dapat segera dilaksanakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun