Jika mendengar kata konservasi, kita akan terbayang dengan segala macam bentuk pelestarian dan pemeliharaan. Entah, itu pelestarian alam, budaya maupun berbagai bentuk pelestarian lainnya.
Saat ini konservasi menjadi hal yang melekat pada segala macam label yang ada di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mulai dari konservasi transportasi, konservasi hewan langka hingga konservasi budaya yang ada. Memang pengukuhan gelar konservasi yang dinobatkan pada Unnes hingga detik ini membawa banyak perubahan.
Konservasi dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan. Konservasi yang dikembangkan oleh Unnes meliputi tiga bidang, yaitu konservasi alam, konservasi moral, dan konservasi budaya. Unnes seniri dikukuhkan sebagai Universitas Konservasi secara resmi pada tahun 2010.
Semenjak tiga tahun terakhir, setelah pengukuhan gelar konservasi banyak program yang disusun untuk mendukung konservasi di Unnes. Bahkan, pihak birokrat tidak segan-segan membuat lembaga khusus di bidang konservasi yang dikenal dengan Badan Pengembang Konservasi.
Program yang cukup besar dan terasa manfaatnya adalah program di bidang konservasi alam, yaitu program One Man One Tree yang mewajibkan semua mahasiswa untuk menanamkan satu pohon sebagai syarat kelulusan dan program jalan kaki atau bersepeda di kampus.
Program-program ini merupakan program besar yang awalnya banyak ditentang dan diragukan pelaksanaannya oleh para civitas akademika Unnes. Akan tetapi, setelah program tersebut dilaksanakan ternyata bisa berjalan lancar pada akhirnya dan banyak manfaat yang dapat diperoleh, baik manfaat bagi Unnes pada khususnya maupun bagi masyarakat pada umumnya.
Untuk program konservasi di bidang budaya, Unnes banyak menggandeng pemerhati budaya dan masyarakat sekitar untuk melestarikan budaya yang ada di masyarakat. Entah itu dalam bentuk konservasi kesenian, bahasa, unggah-ungguh dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan resmi di Unnes pun tak jarang diiringi dengan kesenian-kesenian tradisional yang mulai ditinggalkan masyarakat.
Untuk program konservasi di bidang moral, Unnes sering mengadakan pelatihan-pelatihan softskill terkait moral, adanya organisasi kemahasiswaan di bidang agama yang bergerak di bidang moral, dan lain sebagainya. Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa bahkan mendeklarasikan sebuah piagam yang mereka sebut sebagai piagam Konservasi Moral.
Isi dari piagam tersebut kurang lebih adalah bahwa sholat awal waktu menjadi budaya religius civitas akademika Unnes, santun berbusana dan sehat pergaulan menjadi etika civitas akademika Unnes, dan peduli lingkungan menjadi komitmen civitas akademika Unnes.
Program lainnya adalah penangkaran kupu-kupu dan berbagai macam tanaman. Program-program tersebut memberikan banyak manfaat di berbagai aspek, mulai dari aspek perawatan lingkungan, pelestarian hewan dan tanaman langka, pengurangan polusi dan berbagai manfaat lainnya.