Mohon tunggu...
Nur Hudarrohman
Nur Hudarrohman Mohon Tunggu... Penulis - tersenyumlah, tipu duniamu seakan kau tidak memiliki masalah

penulis merupakan kaum marginal yang terbuang dari sebuah kehidupan fana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengembalikan Ukhuwah Islamiyah yang Hilang

20 November 2020   07:15 Diperbarui: 20 November 2020   07:21 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Muslimah Wahdah

Seperti kedua tangan, saling membantu sekalipun beda tujuan dan pemakaian, karena tangan adalah dua komponen dalam satu anggota badan. Tidak peduli seperti apa perlakuan sang tuan, karena mereka diciptakan untuk saling mengisi kekurangan. Itulah yang dinamakan ukhuwah yang mapan.

Kunjungi: Website resmi Pondok Pesantren Sidogiri

Seharusnya kita selaku umat pilihan, bisa mengambil  ibroh dari sepasang tangan, yang tidak pernah berselisih  dari dulu hingga sekarang. Tapi perlu kita ketengahkan, bahwa dalam ukhuwah ada batas-batas dan ketentuan. Tidak serta merta menjadikan ukhuwah sebagai topeng keegoisan. Seperti perkataan suatu golongan, "mereka yang bukan saudara kita dalam agama, adalah saudara kita dalam berbangsa dan beragama, sebagaimana  kandungan dalam Bhinneka Tunggal Ika yang telah dirumuskan". Mereka menganggap saudara, orang yang beda keyakinan. Namun disisi lain mereka keras pada sesama umat Islam, hanya karena beda prilaku dan tindakan. Seperti ucapan mereka pada sebuah Ormas keadilan, "dasar para bedebah, kerjanya hanya demo dan menuntut hal yang tidak relevan". Ternyata mereka telah salah kaprah dalam menafsirkan arti ukhuwah yang harus di teladankan.

Ukhuwah yang benar adalah dimana kita saling mengerti satu sama lain dan saling tolong-menolong tuk menggapai sebuah tujuan. Yaitu membangun jiwa ukhuwah yang telah di teladankan oleh Rasulullah sejak dulu hingga akhir zaman. Bukan malah bersikap toleran kepada golongan yang jelas memusuhi Islam dan tidak bertanggung jawab atas segala kesalahan. Memang secara garis besar, mereka adalah bangsa Indonesia yang merupakan saudara kita dalam lini kenegara-an. Tapi ingat, hal itu hanya untuk menghormati hak asasi mereka dalam beragama, tidak sampai melewati batas ketentuan. Sedangkan kita harus tetap konsisten pada prinsip awal, bahwa mereka yang tidak sejalan dengan paradigma Islam adalah musuh besar yang harus di perhatikan.

Baca Juga: Menjadi Penulis Mapan, Ini Caranya

Coba kita tilik realitas yang sekarang berada di lapangan, mereka (musuh Islam) sangat keras terhadap Islam, berbagai macam diskriminasi yang mereka gencarkan. Baik dari segi moral maupun spiritual yang menyakitkan. seperti kejadian yang berada di Uighur, Palestina, Rohingya, Suriah, Taliban dan juga Iran. 

Ketika kita berkaca pada kejadian di atas, apakah masih ada setitik cahaya ukhuwah untuk ditorehkan kepada mereka yang tak se-jalur dengan koridor Islam, Iman dan Ihsan. Hanya orang-orang bodoh dan berhati busuk yang tetap mempertahankan ukhuwah palsu dan penuh kenistaan.

Baca Juga: Jaga Jarak Dengan Guru, Agar Selamat Rasa Hormat

Mari kita kembali pada sepasang tangan, mereka tidak pernah gaduh ataupun saling menjatuhkan. Tidak ada ceritanya tangan kiri bertengkar dengan tangan kanan, hanya karena yang satunya di beri jam dan yang satunya tidak ada aksesoris yang mapan. Mereka akan saling mengisi dan memberi pertolongan. Seperti tangan kiri yang sedang mengalami kesulitan, maka masih ada tangan kanan yang siap berkorban. Sebagaimana yang termaktub di muka, karena mereka adalah satu anggota badan. Dan akan terus bersama melawan berbagai macam rintangan. Bahkan, jika ada musuh sekalipun mereka akan tetap bersandingan dan terus berjuang hingga titik darah penghabisan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun