Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama FEATURED

Kenapa Ramalan Cuaca BMKG Kita Sering Meleset?

7 September 2014   23:51 Diperbarui: 23 Maret 2019   19:08 4829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14100834461787976010

[caption id="attachment_341472" align="aligncenter" width="533" caption="Clues of Climate Change (doc:epa.gov)"][/caption]

Tulisan ini terinspirasi oleh tulisan mbak Usi Saba Kota dalam tulisan Perasaan Wanita Tak Pernah Salah. Dia menjelaskan kalau kebanyakan wanita itu mempunyai indra ke-6 yang membuat wanita begitu tajam perasaannya untuk mengendus bau yang bahkan dari jarak jauh pun bisa apabila ada sesuatu yang salah. Saking tajamnya sampai diibaratkan bagai hidung anjing kepolisian. Makanya tidak heran bila para suami selingkuh, akhirnya bisa ketahuan dari perilaku dan gelagat yang ditunjukkannya. Menakutkan ya? Yeah memang begitulah dan saya pun setuju. Sorry, I pick on you, mbak Usi.

Cuma sayangnya perbandingan ketajaman dalam memprediksi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saya kurang setuju. Karena BMKG yang ada di Indonesia ramalannya jarang yang tepat. Saya sudah memerhatikan beberapa kali prediksi cuaca yang berlaku di Jakarta, tapi seringnya meleset. Setelah itu, saya males untuk baca lagi. Lha tidak akurat ramalannya, bagaimana saya  mau memerhatikan?

Misalkan hari ini, pagi-pagi saya baca informasi mengenai ramalan cuaca. Katanya cuaca hari ini di Jabodetabek adalah cerah berawan. Bagi saya berita ini sangat menggembirakan, karena saya tidak perlu khawatir kalau hari ini akan hujan yang membuat saya sedikit ketar-ketir. Jangan-jangan nanti hujannya deras dan rumah yang kami tempati bocor dan saya harus beres-beres karena adanya genangan air yang masuk tidak diundang. Belum kalau baju-baju pun ikut basah kuyup, saya harus mencuci ulang dan lain-lainnya.

Hari belum berakhir, baru menunjukkan sekitar jam 2 pm, petir sudah beberapa kali datang menyambar. Dan langit pun menunjukkan wajah murungnya. Waduh, saya harus siap-siap bekerja bakti dan berjaga-jaga dan tentunya berdoa agar hujannya tidak deras, sehingga rumah saya pun aman dari banjir. Begitulah saya melihat bagaimana pentingnya ramalan cuaca bagi saya.

Bagi saya sebenarnya sangat penting untuk mengetahui bagaimana cuaca kita hari ini dan untuk hari-hari mendatang. Hal ini paling tidak agar saya bisa berjaga-jaga, terutama kalau saya sedang berada di luar rumah. Jangan sampai saya sedang berada di luar, ternyata di daerah saya sedang hujan deras yang akhirnya saya tidak tahu bagaimana keadaan isi rumah. Akibat lainnya, jalan-jalan pun menjadi macet dengan adanya hujan yang deras ini.

Belum lagi kalau pemerintah mau meningkatkan produksi di bidang pertanian dalam rangka menuju swasembada atau meningkatkan ketahanan pangan.

Maka peran dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana cuaca hari ini dan seterusnya. Jangan sampai badai/angin ribut mau datang, sementara kita sendiri tidak tahu.

Untuk itu masalah cuaca atau iklim tidak bisa kita anggap enteng. Bukankah perubahan iklim kini sedang berlangsung di berbagai negara. Bahkan mungkin di seluruh dunia sedang terjadi perubahan iklim.

Tidak ketinggalan bahwa perubahan cuaca ini juga terjadi di Indonesia. Walau mungkin kita tidak begitu merasakannya, karena kita berada di daerah tropik. Tapi bagi  mereka yang berada di daerah dingin, atau mempunyai banyak musim. Tentu perubahan iklim, apalagi yang sifatnya mendadak akan terasa sekali. Makanya ramalan cuaca di negara yang mempunyai banyak musim menjadi begitu  penting, karena mereka perlu bertindak cepat dan tidak ceroboh.

Yang menjadi pertanyaan saya sekarang kenapa perkiraan cuaca dari BMKG seringnya meleset? Apa yang menjadi penyebabnya? Pertanyaan ini telah membuat saya penasaran apanya yang salah dengan sistem yang digunakan oleh BMKG kita? Apakah ini disebabkan karena alatnya yang kurang canggih? Atau karena tingginya tingkat polusi udara yang ada, sehingga peralatan yang canggih pun tidak bisa membaca kondisi udara yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun