Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ciat, Ciat Dor ... Dor!" Plus Alun-alun Kado untuk HUT Cilegon ke 19

11 Mei 2018   08:09 Diperbarui: 11 Mei 2018   08:54 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pendekar Muda Cilegon (doc: Thamrin Sonata)

Dor ...... Dor ....!

Salah  satu tembakan itu kena sasaran. Tepat di titik hitam lingkaran. Sebuah sunggihan senyum melebar dari peserta berbaju kuning. Lalu tarikan nafasnya pun panjang. Sembari melepas kacamata nya, ia berjalan ke sisi kiri arena. Dielapnya keringat yang membasahi dahi.

"Ini sebuah pengalaman baru, dan asyik," ujar wanita itu.

Menembak, terkesan sebagai sebuah olahraga permainan mahal,  memang. Harga pistol dan piranti lainnya, bagai sebuah benda yang jauh dari daya beli masyarakat. Namun untuk itulah gambaran yang tidak terlalu tepat.  

"Nyatanya kan siapa saja bisa, dan boleh mengikuti acara ini. Ada empatpuluhan orang ikut,"  ungkap Aziz Setia anggota Perbakin Banten. Ia menyebut jenis-jenis lomba yang sesungguhnya baru taraf pengenal jenis olahraga ini, berlangsung di tengah Kantor Walikota.

Pada HUT Kota Cilegon kesembilan belas ini olahraga menembak diadakan untuk pertama kalinya.  Sebagai pengenalan kepada warga yang berpenduduk kurang dari satu juta jiwa. Bukan kekerasan di Bumi Baja lalu sebagai antisipasi menghadapi kekerasan. Namun lebih bagaimana sebuah olahraga yang kurang popular ini sedang dimasyarakatkan di lingkungan Kota Cilegon. "Jika perlu akan menjadi agenda olahraga menembak di Cilegon," imbuh Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman itu.

Ilustrasi Golok Day Festival 2018 (doc: Pemkot Cilegon)
Ilustrasi Golok Day Festival 2018 (doc: Pemkot Cilegon)
Pencak Silat dan Golok     

Sebagai kawasan jawara, Banten punya potensi olahraga dan beladiri yang menyatu. Silat menjadi bagian identitas. Itu sebab Minggu diadakan acara yang melibatkan para pesilat di Alun-alun -- tempat baru diresmikan pada hari Jumat (27/4) milik Pemkot Cilegon yang luasnya 3 hektare lebih. Ratusan orang melakukan jurus silat, sebagai warisan budaya termasuk bagi Cilegon dan Banten umumnya.

Sebuah acara diikuti oleh seribu orang jawara -- laki-laki dan perempuan -- berpakaian hitam-hitam. Sekali mereka mengacungkan golok ke atas langit, disertai seruan khas pesilat cukup menggetarkan yang melihatnya. Apalagi para sesepuh memperagakan jurus sembari menghunus golok -- umumnya buatan Cilegon dan Serang -- mengingatkan perjuangan mereka pada Abad Sembilan belas (sekitar 1888). Jejaknya dengan Rumah Dinas Walikota Cilegon kini, seperti yang ditulis sejarawan Sartono Kartodirdjo.

Olahraga yang satu ini mengait dengan dua tahun lalu diadakan Golok Day. Sehingga, seribu golok dari, terutama Cilegon, Ciomas dan Sulangkar, Banten menjadi tolok ukur golok day  dalam mencapai rekor Indonesia. "Alhamdulillah, itu mencapai rekor MURI," kata Kabid Seni Budaya Disbudpar Cilegon, Dra. Hj. Heni Anita Susila, M. Pd, kepada penulis.

Banyak cerita perihal golok sebagai salah satu identitas warga Cilegon. Semisal dari unsur logam yang tampak kasar. Seperti tak tajam. Namun justru itulah golok yang dianggap lebih daripada golok-golok yang lebih digunakan sebagaimana fungsi golok. "Karena terbuat dari tujuh unsur, seperti per, paku, palu, pancul ...," urai wanita menyebut golok dari seseorang yang disebut pendekar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun