Sebagai bukti terlaksananya program literasi yang telah dicanangkan oleh Kemendikbud sejak tahun 2020 di tingkat perguruan tinggi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggalakkan program literasi sebagai tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang II 2021 yang dilangsungkan dari tanggal 26 Agustus hingga 26 September 2021. Tujuan mendasar dari program literasi sebagai tema dari KKN gelombang II ini ialah memperkenalkan serta menyosialisasikan budaya literasi pada masyarakat luas mulai dari lingkup sekolah hingga lingkup sosial heterogen seperti tetangga, karang taruna, kelompok pergaulan, dsb..
Dalam menyukseskan kegiatan KKN literasi ini, penulis terinspirasi dari mata kuliah literasi ICT dan media pembelajaran fisika yang telah diikuti di semester 6, dari mata kuliah tersebut, penulis membuat sebuah aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika berbasis pengamatan untuk peserta didik. Aplikasi tersebut merupakan aplikasi realitas terpadu (augmented reality, disingkat AR) versi sederhana.Â
Adapun AR sendiri merupakan media pembelajaran berbasis virtual yang menitikberatkan pengalaman interaktif dengan melibatkan objek di dunia nyata dan informasi perseptif menggunakan teknologi komputer. Â Untuk sesi pembelajaran ini, AR yang dimaksud menyediakan pengalaman virtual terkait fenomena ragam wujud benda (untuk kelas II) dan fenomena paru-paru perokok (untuk kelas V). AR ini dibuat menggunakan Unity sebagai aplikasi dasar yang dikolaborasikan dengan Vuforia sebagai media pemindai untuk siswa guna memasuki arena virtual.
Pengujicobaan aplikasi kepada siswa didampingin langsung oleh penulis dan wali kelas serta dilaksanakan pada kelompok kecil siswa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Uji coba dilakukan pada hari Rabu, 29 September 2021 dengan metode pengisian LKPD pendamping aplikasi. Berikut ini merupakan dokumentasi dari kegiatan pengisian LKPD berdasarkan pengamatan pada aplikasi AR.
Kegiatan pengujian ini disambut antusias oleh siswa serta orang tua sukarelawan. Selaras dengan itu, berdasarkan hasil pengisian LKPD menunjukkan bahwa siswa cukup memahami cara kerja pengamatan melalui AR sehingga mereka dapat menangkap fenomena yang perlu mereka abadikan di tabel isian LKPD. Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri juga pada mulanya mereka cukup kesulitan untuk menggunakan aplikasi AR. Problematika ini ditambah pula dengan keterbatasan spesifikasi perangkat siswa untuk cocok dengan pemasangan aplikasi.
 Melalui hasil percobaan kegiatan literasi berbasis sains menggunakan aplikasi AR ini, diharapkan tidak menjadi batasan bagi penulis untuk terus mengeksplor media pembelajaran yang lebih terbarukan untuk mendukung pembelajaran berbasis sains di sekolah. Aplikasi ini tentunya memerlukan banyak sekali perbaikan guna menyuguhkan media pembelajaran yang mampu beradaptasi sebaik mungkin dengan berbagai kondisi penggunanya (dalam hal ini peserta didik dan pendidik).
