Tidak hanya kehilangan tempat tinggal, banyak warga juga menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makanan, air bersih, dan perlengkapan tidur masih terbatas. Beberapa pengungsi mengandalkan bantuan dari pemerintah daerah dan relawan yang mulai berdatangan membawa logistik.
"Saat sahur pertama kemarin, kami hanya makan seadanya. Tapi alhamdulillah, warga saling bantu dan berbagi," kata Asep (52), seorang kepala keluarga yang turut mengungsi bersama istri dan dua anaknya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya telah menyiapkan langkah darurat, termasuk pendataan rumah-rumah yang terdampak dan rencana relokasi bagi warga yang tidak bisa kembali ke rumah mereka.Â
Sementara itu, BMKG telah memperingatkan bahwa curah hujan masih berpotensi tinggi dalam beberapa hari ke depan, yang bisa memperparah pergerakan tanah dan meningkatkan risiko longsor di beberapa titik.
Harapan di Tengah Ujian
Meski Ramadan tahun ini terasa berat, semangat warga untuk menjalankan ibadah dan tetap saling menguatkan tidak pudar. Di sela-sela suasana pengungsian yang penuh keprihatinan, anak-anak masih terlihat bermain, sementara para ibu memasak dengan alat seadanya untuk menyajikan hidangan berbuka.
Warga berharap pemerintah bisa segera merelokasi mereka ke tempat yang lebih aman. Yang terpenting bagi warga adalah tetap bisa menjalani Ramadan ini dengan aman dan khusyuk.
Bencana ini menjadi pengingat bahwa di tengah ujian, ketabahan dan kepedulian menjadi kekuatan utama. Ramadan bagi warga Cikondang tahun ini mungkin berbeda, tetapi mereka tetap yakin bahwa setelah badai akan selalu ada harapan.
Di tengah keterbatasan dan ketidakpastian, mereka tetap menjaga semangat ibadah dan kebersamaan, menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya tentang kemewahan berbuka atau kenyamanan beribadah di rumah, tetapi juga tentang keteguhan hati dan kekuatan iman.
Bagi kita yang masih bisa menjalani Ramadan dengan kondisi yang lebih baik, peristiwa ini menjadi cerminan untuk lebih menghargai setiap nikmat yang ada---atap yang masih kokoh, makanan yang cukup, dan kesempatan untuk beribadah tanpa hambatan.Â
Momen ini juga menjadi ajakan untuk lebih peduli kepada sesama, baik dengan doa, bantuan, maupun sekadar mengingat bahwa banyak saudara kita yang sedang menghadapi cobaan berat.