Indonesia adalah negara besar dengan tingkat keberagaman yang tidak bisa ditemukan di negara lain. Bahkan, presiden Joko Widodo menyatakan kalau keberagaman yang ada di Indonesia itu merupakan takdir yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itulah, presiden meminta agar masyarakat terus mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.Â
Sudah menjadi kesepakatan para pendahulu, bahwa seluruh elemen masyarakat telah menyatakan kesepakatannya untuk mempersatukan perbedaan. Semuanya berkumpul menjadi satu dalam keberagaman. Seperti yang dikatakan presiden Jokowi, dalam peringatan hari kesaktian Pancasila beberapa waktu lalu, "harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah ke-bhineka tunggal ikaan kita."
Namun, dalam prakteknya masih saja masyarakat Indonesia, yang tidak menghargai keberagaman yang telah ada. Sebaliknya, mereka justru mempersoalkan keberagaman yang ada. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan, ketika provokasi berisi ujaran kebencian semakin tidak terkendali. Akibatnya, orang menjadi mudah marah hanya karena berbeda pandangan dan kepercayaan. Orang mudah tersinggung, hanya karena perbedaan. Akibatnya, orang yang berbeda kemudian dianggap bertentangan dan melanggar. Pertanyaannya? Bagaimana bisa perbedaan menjadi sebuah persoalan? Bagaimana bisa keberagaman menjadi hal yang salah?
Presiden Jokowi sendiri, menyatakan keberagaman merupakan takdir. Lalu dimana persoalannya? Kalau selama ini Pancasila dianggap bertentangnganan dengan ajaran Islam? Bukankah selama ini Pancasila justru merangkul semua perbedaan? Hal ini juga sejalan dengan ajaran Al Quran. Bahwa setiap orang dianjurkan untuk saling mengenal satu sama lain. Anjuran saling mengenal ini dimaksudkan agar ada pengertian dan toleransi. Jika toleransi terjalin, maka keberagaman itu akan tetap lestari di Indonesia.Â
Mari kita belajar dari pengalaman buruk negara lain, seperti negara-negara timur tengah yang terus dilanda konflik dan perang saudara. Semuanya itu karena semuanya saling egois, tidak mau menerima perbedaan dan tidak mau menghargai keberagaman. Mari kita kembali ke Pancasila dan ajaran agama. Kombinasi antara keduanya akan bisa melahirkan pribadi yang toleran, tidak mudah marah, dan bisa saling menjaga satu dengan yang lainnya. Mari saling sinergi diantara semua pihak, agar Pancasila dan kebhinekaan kita masih tetap terjaga hingga generasi berikutnya.