Oleh : Ahmad Nugraha Putra
Lord Baden Powell, bapak pandu dunia dalam salah satu quote pernah menyebutkan, seorang pramuka tidak pernah terkejut. Hal ini bermakna bahwa setiap pramuka tahu apa yang harus dilakukan dalam segala situasi dan saat menghadapi sesuatu yang tidak terduga terjadi. Kompetensi dan keterampilan inilah yang diraih dari belajar teknik-teknik survival atau bertahan hidup.
Demikian dijelaskan pegiat kepramukaan Sumut, Abdul Latif kepada Analisa, Rabu (17/6) tentang pemahaman materi survival dan hubungannya dengan pendidikan kepramukaan. Konsep itu, senada makna lambang Gerakan Pramuka yaitu cikal atau tunas kelapa yang bisa hidup atau mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan untuk terus tumbuh.
"Pramuka itu disiapkan agar terlatih dan siap di segala situasi dan kondisi. Pramuka tahu selalu tahu apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai hal bahkan yang tak terduga sekali pun. Itulah maksud Baden Powell, seorang pramuka tidak terkejut dan kemampuan tersebut bisa dipelajari dan dilatih dari materi survival dalam kepramukaan," jelasnya yang kini menjabat Sekretaris Waka Kwardasu Bidang Pembinaan Orang Dewasa (Binawasa).
Istilah survival dengan kata dasar survive berasal dari bahasa Inggris yang berarti bertahan hidup. Kita ketahui, nilai bertahan hidup adalah modal dasar yang dimiliki semua makhluk hidup.
"Bertahan hidup adalah basic insting atau insting dasar makhluk hidup. Baik manusia, hewan dan tumbuhan pasti punya hal itu. Nah, sebagai manusia, ada tiga kebutuhan untuk bertahan yaitu sandang, pangan, papan untuk menunjang keberlangsungan hidup kita," jelasnya.
Berbicara soal pendidikan kepramukaan yang meluas dan mempunyai konten lengkap, maka materi survival juga bagian di dalamnya. Materi ini tentu diperlukan bagi pengembangan peserta didik.
Seperti gagasan kegiatannya yang menarik, menantang dilakukan di alam terbuka. Kegiatan kepramukaan, lanjutnya, lebih banyak digelar di alam bebas, scouting outing dan outdoor activity adalah format umum kegiatan kepramukaan. Para pramuka sering bersentuhan dengan itu.
Dijelaskan pembina yang akrab disapa Kak Abdi ini, belajar survival juga sejalan dengan tujuan pendidikan kepramukaan. Berangkat dari nilai bertahan hidup, maka ada banyak aspek yang dikembangkan. Misal spritual, mental, skill dan lainnya. Tujuan pramuka sesuai undang-undangnya, secara umum ada tiga aspek yang dicapai yaitu ketakwaan, kebangsaan dan karakter.
"Dalam keadaan survive, kita diajarkan soal meningkatkan ketakwaan, mengasah kebangsaan dan kepemimpinan dan karakter diri. Semua itu diambil dan cerna dalam pelajaran dari alam," tukasnya.
Ia menjelaskan, belajar teknik survival sedikit banyak ternyata selalu dilakukan dalam kegiatan kepramukaan. Di antaranya berbentuk teknik membuat bivak yaitu bangunan sederhana tempat berlindung dan beristirahat dalam situasi survival, cara memperoleh air, mendapatkan makanan, membuat api, pengetahuan orientasi medan, cara mengatasi gangguan binatang, cara mencari pertolongan, mengetahui arah angin dan lain sebagainya. Juga ada pengalaman lain seperti latihan  mengidentifikasi tanaman, membuat jebatan hewan buruan untuk makanan dan lainnya.