Bengkulu - Sebanyak 30 % anak di Indonesia atau sekira 9 juta anak mengalami stunting. Hal ini disampaikan Kepala Seksi Advokasi dan Kemitraan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Muhani, SKM, M.Kes saat Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Stunting, Tuberkulosis, dan Imunisasi di Rumah Makan Kalasan Jalan Mayjen Sutoyo, Tanah Patah, Jumat (20/7/2018).
"Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh fisik dan perkembangan otak pada anak, yang umumnya dikarenakan asupan makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi dalam waktu lama," terang Muhani.
Disampaikan Muhani, stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Stunting juga berkaitan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar berkurang.
"Untuk mencegah stunting, Ibu hamil diwajibkan makan makanan yang bergizi dan berprotein, mengonsumsi sayur dan buah, vitamin dan mineral, serta minum tablet tambah darah. Ketika anak telah lahir, maka bayi harus diberi Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan dan makanan pendamping ASI setelah 6 bulan hingga berusia 2 tahun," paparnya.
Selain itu, imunisasi kepada anak juga sangat penting dilakukan. Tujuannya untuk mencegah kesakitan, kecacatan, dan kematian pada bayi.
"Imunisasi aman dilakukan untuk bayi, karena sudah melalui rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Imunisasi ini merupakan produksi dalam negeri yang diproduksi oleh PT Biofarma sehingga halal dan aman," ujarnya.
Penyakit lainnya yang juga membahayakan bagi kesehatan adalah Tuberkulosis. Disampaikan Muhani, tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung dari manusia ke manusia, bukan penyakit keturunan.
"Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang organ tubuh. Gejala utamanya adalah batuk. Batuk berdahak maupun tidak," katanya.
Semua masalah kesehatan itu, lanjutnya, bisa dicegah melalui dua pendekatan kesehatan. Pendekatan keluarga dan Pendekatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
"Pendekatan keluarga yaitu, bisa dimulai dari hidup sehat di dalam keluarga, seperti tidak ada anggota keluarga yang merokok dan hindari asap rokok. Para perokok jangan merokok di dekat istri dan anak. Sementara itu, Pendekatan Germas merupakan tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat guna meningkatkan kualitas hidup. Contohnya melakukan kebersihan lingkungan tempat tinggal," ujarnya.
Turut hadir dalam sosialisasi ini, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Abdur Ra'uf, para Kepala Puskesmas se-Kota Bengkulu, perwakilan warga dan tokoh masyarakat.
(Nugroho Tri Putra)