Nah, kembali ke kisah Arya Wiraraja, perwira berbakat dari Singosari yang dikirim ke Madura Timur, dalam kitab Pararaton yang dikutipkan banyak ahli sebagai berikut:
"Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan".
Yang artinya:
"Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur."
POTENSI EKONOMI KEMARITIMAN
Stiamak Barunawati Surabaya sangat tertarik untuk melihat lebih lanjut mengenai potensi ekonomi maritim Sumenep ini. Maka salah satu putra Sumenep, yakni Cak Faisol, dikirim ke berbagai sekolah di Sumenep untuk berbagi info dan wawasan mengenai sekolah administrasi bisnis kemaritiman. Selain itu, juga silaturahim dengan pimpinan pengelola Pelabuhan Kalianget, yang di dalamnya berjejaring sampai ke pelabuhan Meneng, di Banyuwangi.
Ternyata memang jaringan dagang tradisional, termasuk nelayan ikan tradisional, membentang dari Kalianget Sumenep - Kalimas Tanjung Perak - Pelabuhan Meneng Banyuwangi, hingga menyirip-nyirip ke Lamongan - Banjarmasin - Pulau Bawean - Gresik- Tuban, dan sebagainya.
Sayangnya, armada kapalnya masih kecil-kecil di bawah 1000 GT, sehingga perlu sentuhan teknologi perkapalan.
Maka, ide untuk pembentukan Daerah Istimewa Sumenep ini disampaikan dengan 3 alasan;
(1) fakta historis yang menunjukkan memang Kerajaan Sumenep sudah berjaya di dahulu kala. Ini menunjukkan bahwa kualitas SDM sangat unggul, dan perlu direkonstruksi dengan edukasi dan pembinaan lainnya untuk mengakselerasi kemajian Daerah Istimewa Sumenep.