Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Umat Katolik Merayakan Rabu Abu

6 Maret 2019   16:02 Diperbarui: 6 Maret 2019   16:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari rabu ini (6/3/2019), umat katolik merayakan apa yg dikenal dengan rabu abu. 

Ada beberapa hal tentang rabu abu. 

Pertama, rabu abu merupakan awal memasuki masa pra paskah yaitu 40 hari retret atau masa prihatin sebelum minggu paskah, tanpa menghitung hari minggu. Hari minggu tidak dihitung karena pada hari minggu dirayakan kebangkitan Yesus Tugan.

Kedua, mengapa masa orihatin 40 hari? Karena di injil masa prihatin atau puasa 40 hari biasa dilakoni para orang suci, misal nabi musa. Bahkan Yesus sendiri berpuasa selama 40 hari di padang gurun.

Ketiga, mengapa abu dioleskan di dahi? Karena abu sebagai tanda pettobatan di jaman perjanjian lama (sebelum Yesus lahir). Abu juga menginfatkan manusia akan kelemahannya. Manusia diciptakan dari abu atau tanah dan akan kembali menjadi abu atau tanah.

Keempat, pada diakon tertahbis (biarawan arau biarawati) abu tidak diokeskan tetapi ditabur di kepala.

Khusus masa prapaskah 2019 ini diharapkan masa prapaskah atau pertobatan tidak berhenti di batin dan pribadi tetapi dengan tindakan dan bersifat sosial. Maksudnya tobat diwujudkan dengan berbagi kepada sesama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun