Pasangan Prabowo- Sandi dalam jargon kampanyenya anti asing. Mereka mempersoalkan utang luar negeri. Padahal utang luar negeri masih dalam batas aman dan digunakan untuk hal produktif misal membangun infrastruktur. Mereka mengatakan bahwa ekonomi Indonesia dikuasai asing, padahal saham PT Freeport berhasil dibeli ulang Indonesia. Mereka bilang nanti akan menyetop impor, padahal negara manapun melakukan impor kalau dipandang perlu.
Di tengah sikap seperti itu, mereka merencanakan akan mengundang pemantau asing dalam Pilpres 2019 mendatang. Ini sebuah sikap yang kontradiktif dan tidak konsisten. Jika mereka konsisten tentu mereka percaya kepada KPU, Bawaslu, dan pemerintah. Tidak perlu mengundang pihak asing.
Tapi begitulah politik. Seringkali harus menjilat ludah sendiri untuk bisa berkuasa.