Menurut LSM FITRA, selama 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK boros anggaran. APBN selalu defisit dan untuk menutupnya dipakailah utang luar negeri. Ini menurut FITRA melanggar janji Nawa Cita saat kampanye yang antara lain menyebut kemandirian dalam ekonomi.
Menurut saya, defisit anggaran yang terjadi sebagai konsekuensi dari titik berat program Jokowi-JK pada pembangunan infrastruktur secara besar-besaran. Memang ini akan membutuhkan biaya besar yang membuat APBN dan harus ditutup antara lain dengan utang luar negeri. Tetapi hal ini akan membawa hasil dalam jangka panjang.Â
Jika infrastruktur telah terbangun dengan baik maka hal itu akan membangkitkan ekonomi di wilayah-wilayah yang dulu tertinggal karena infrastruktur yang buruk.Â
Hal itu terjadi karena kalau dulu penduduk di daerah terpencil tidak bisa menjual hasil pertanian atau perkebunannya maka dengan infrastruktur yang baik hal itu dapat dilakukan. Akhirnya kesenjangan antar wilayah dan antar orang yang meningkat akhir-akhir ini akan terkuraangi.
Demikian pula dengan infrastruktur yang baik maka investasipun baik dari luar negeri maupun dalam negeri akan terealisasikan. Kesempatan kerja akan bertambah dan kemiskinanpun akan berkurang. Demikian pula penerimaan pemerintah dari pajak juga akan meningkat dan ini akan mengurangi defisit APBN dalam jangka panjang.
Tentang bertambahnya utang luar negeri, selama itu dipakai untuk membiayai kegiatan produktif seperti pembangunan infrastruktur tidak apa-apa dan baik-baik saja. Toh kita masih sanggup untuk membayarnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H