Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Mengharukan Hari-Hari Terakhir Putri Hurem

10 Agustus 2015   07:48 Diperbarui: 10 Agustus 2015   07:48 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya penonton setia serial "Abad Kejayaan" yang tayang di ANTV. Salah satu tokoh utama di seial itu adalah Putri Hurem, isteri kesayangan Raja Sulaiman. Pada awalnya Putri HUrem mempunyai motivasi ingin dinikahi sebagai Hurem Raja Sulaiman karena ingin balas dendam karena Raja Sulaiman telah membunuh seluruh keluarganya. Dalam perjalanannya Hurem benar-benar jatuh cinta. Selanjutnya ia berambisi puteranyalah yang nanti akan menjadi pengganti Raja Sulaiman.

Nah, dalam mencapai ambisinya ini Puteri Hurem menggunakan cara-cara kejam untuk menghabisi lawan-lawannya, antara lain: Perdana Menteri Ibrahim Pasha dan Putera Mahkota Pangeran Mustafa (aanak dari permaisuri Mahidevran), dan mengusir dari istana dengan intrik yang kejam para puteri adik sultan.

Namun, pada epsiode-episode terakhir diceritakan Puteri Hurem saki yang tak tersembuhkan. Penyakit itu telah mengubah sikap hidupnya. Ketika berobat di Bursa, istana tempat Permaisuri Mahidevran diasingkan, ia mendatangi Permaisuri Mahidevran untuk meminta maaf. Di hadapan musuh besarnya itu, Puteri HUrem meminta maaf atas segala kesalahan yang diperbuatnya terhadap permaisuri termasuk atas meninggalnya Pangeran Mustafa karena dieksekusi oleh Baginda Sulaiman atas intrik yang dibuat Hurem. Pada epsiode selanjutnya Puteri HUrempun mendatangi makam Ibrahim Pasha yang juga telah dieksekusi karena ulahnya. Yang patut diacungi jempol adalah keberaniannya untuk meminta maaf karena tidak semua orang, apalagi sekelas isteri Rja Kaisar Dunia, berani meminta maaf.

Salah satu pesan dari film ini adalah menderita sakit barangkali adalah salah satu persiapan yang baik untuk mati. Dengan menderita sakit, apalagi yang tak tersembuhkan, orang akan menyesali segala dosa dan kesalahannya sehingga akan meminta maaf kepada sesama dan Tuhan atas segaala dosa dan kesalahannya itu. Ini sikap yang baik dan karena TUhan adalah maha pengampun maka mudah-mudahan orang tersebut diberi tempat yang layak di sisiNya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun