Plukenetia volubilis, yang lebih dikenal sebagai Sacha Inchi atau kacang Inca, adalah tanaman merambat asal wilayah Amazon, terutama Peru, yang kini mulai dibudidayakan di berbagai negara tropis termasuk Indonesia. Tanaman ini telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku asli Amazon sebagai sumber makanan dan obat-obatan tradisional. Sacha Inchi dikenal karena bijinya yang kaya akan minyak nabati berkualitas tinggi dan berbagai senyawa bioaktif.
Biji Plukenetia volubilis mengandung minyak dengan komposisi asam lemak tak jenuh yang sangat tinggi, terutama asam alfa-linolenat (omega-3), asam linoleat (omega-6), dan sedikit asam oleat (omega-9). Kandungan omega-3 dalam Sacha Inchi bahkan lebih tinggi daripada minyak ikan, menjadikannya alternatif nabati yang menarik bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan. Selain itu, bijinya juga kaya akan protein berkualitas tinggi, vitamin E (alfa-tokoferol), dan senyawa antioksidan lainnya.
Berbagai penelitian telah menunjukkan manfaat potensial Plukenetia volubilis dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi peradangan, serta mendukung kesehatan jantung dan sistem saraf. Kandungan antioksidannya juga berperan dalam melindungi sel dari kerusakan oksidatif.
Selain manfaat kesehatannya, Sacha Inchi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat menjadi komoditas pertanian unggulan di daerah tropis. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan, memiliki siklus hidup tahunan yang relatif pendek, dan menghasilkan hasil panen yang melimpah.
Dengan profil nutrisi yang mengesankan dan manfaat ekologis serta ekonomisnya, Plukenetia volubilis berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan fungsional masa depan yang mendukung kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan.
Jejak Tanaman yang Terlupakan
Di tengah semakin tingginya kesadaran global terhadap pangan fungsional dan nutrisi alami, sebuah tanaman tradisional dari hutan tropis Amerika Selatan mulai mendapat perhatian dunia: Sacha inchi (Plukenetia volubilis L.). Tanaman yang dikenal juga sebagai "kacang Inca" ini telah dikonsumsi selama ratusan tahun oleh masyarakat asli Peru. Kini, berkat kemajuan riset nutrisi dan fitokimia, Sacha inchi dinobatkan sebagai superfood yang menjanjikan berkat kandungan asam lemak omega-3, protein nabati, dan senyawa bioaktif yang luar biasa.
Sebuah studi penting yang dipublikasikan secara daring pada 23 Oktober 2021, menyelami potensi nutrisi dan fitokimia dari Sacha inchi, dan menegaskan perannya sebagai pangan masa depan yang mampu menjawab tantangan gizi global dan pencegahan penyakit degeneratif.
Asal-usul dan Karakteristik Botani
Sacha inchi adalah tanaman merambat dari keluarga Euphorbiaceae yang tumbuh subur di kawasan tropis seperti Peru, Kolombia, dan beberapa wilayah Asia Tenggara. Buahnya berbentuk bintang dengan kapsul yang mengandung biji berukuran besar. Biji inilah yang menjadi fokus dunia sains karena kandungan nutrisinya yang unik.