Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Simbok, Mama, dan Mother ada Miracle

22 Desember 2022   12:08 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:08 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi antara simbok, mama, dan mother (olah grafis pribadi)

Simbok, mama, dan mother. Merangkum karakter miracle peracik keajaiban didalamnya. Mari kita simak narasi penjelasnya.

Simbok atau mbok, mama maupun mother digunakan untuk sebutan seorang ibu. Kata lain yang biasa digunakan adalah emak, umi, mami, meme, mamak, mommy maupun madam. Sebutan tersebut tidaklah harus dikhususkan kepada perempuan yang memiliki anak ataupun keturunan.

Predikat yang lahir dari akar budaya setempat. Menjadi bagian keberagaman yang memperkaya makna. Memberi dan menerima sebagai pengikatnya.

Bila diperhatikan, apakah kesamaan antar sebutan tersebut? Yah, kesamaannya ada pada muatan huruf M. Pembaca yang akrab dengan biologi menyertakan glandula mamae, penata milk pada cairan yang keluar dari kelenjar susu ibu.

Kesan pertama, huruf M berkarakter feminin. Asupan awal penerus kehidupan. Bersifat mengasihi dan memberi hidup.

Huruf M juga lekat dengan ujaran lokal dalam budaya Jawa. Beberapa karakter yang melekat pada huruf M tersebut diantaranya adalah:

Momong; berkaitan dengan karakter melindungi, menguatkan, menjaga agar momongannya berada di 'jalur' aman dan benar. Momong juga memberi kepercayaan dengan tingkat pengawasan tertentu.

Momor; berupaya membaur, menempatkan diri sebagai bagian. Seorang ibu yang sedang berbicara dengan bayinya akan mempergunakan bahasa bayi. Saat berbincang dengan putri remajanya mencoba memasuki alam keremajaan sehingga bisa menangkap kegalauannya.

Dasar komunikasi dalam sesi parenting. Mengajar tanpa menggurui. Menyatukan persepsi dalam satu empati.

Saat mendampingi pasangan meniti karier membaur dengan perannya sehingga mampu menyelami aspirasi komunitasnya. Menyatu tanpa kehilangan jati diri. Menata harmoni dalam pergaulan nyata maupun maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun