Berastagi memiliki kemiripan dengan Bali. Apanya? Sesama dimulai dengan huruf B? Bukan. Sering orang luar lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Begitupan banyak orang lebih mengenal Berastagi dibanding Karo. Yup, Kecamatan Berastagi bagian dari wilayah Kabupaten Karo.
Lansekap Berastagi yang bergunung dan berhawa sejuk menjadi kawasan wisata dan peristirahatan. Nah saat berkunjung ke Berastagi, pandang terpikat dengan bangunan anggun menjulang bernuansa etnik. Pikiran bawah sadar memerintah mulut bersuara, minta tolong balik ya Bang.
Gereja Katolik Inkulturatif Karo, St. Fransiskus Asisi Berastagi, demikian tertulis di plang penanda depan. Berada tepat di tepi jalan besar (raya) lintas Karo - Medan tepatnya di jalan Letjen Djamin Gintings. Setiap pelintas tentu akan melihat kemegahannya.
Mulut hampir ternganga, mata melebar memandang kesatuan bangunan dan alam yang luar biasa apik. Ada bangunan megah berpenanda Rumah Gugung Tirto Mejiho. Berupa rumah panggung, kami juga dipersilakan kalau hendak melongoknya. Penelusuran menunjukkan ini adalah replika rumah adat Batak Karo.
Penasaran, pastinya setiap ornamen memiliki makna, perpaduan antara budaya dan religi. Memenuhi keramahan undangan petugas, kami menapaki teras gereja. Sambutan tulisan Mejuah-juah.Â
Hanya sejenak melongok ke dalam ruang ibadah yang luas hampir tanpa sekat dan berlangit-langit sangat tinggi. Tentunya akan menopang kenyamanan dan kekhusyukan saat beribadah.
Pengejawantahan inkulturatif, budaya religi Katolik yang dipadukan dengan budaya dan tradisi khas Sumatera Utara, khususnya budaya Karo. Bangunan rumah adat Batak Karo menginspirasi arsitektura Gereja St. Fransiskus. Kokoh, artistik, unik.