Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melongok Embrio Desa Cerdas, Desa Ngrapah, Kabupaten Semarang

14 November 2018   05:43 Diperbarui: 14 November 2018   11:47 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sawah Desa Ngrapah, Banyubiru, Kab Semarang (dok pri)

Tantangan terberat adalah menjalankan website dinamis. Semangat membangun website dibarengi dengan selalu update isi kegiatan, pembaharuan data statistika desa. Menjalin komunikasi aktif sehingga web interaktif. Menjadikan sarana kemelimpahan akses internet menjadi sarana literasi bersama.

Arofah dan Ngrapah, konektivitas sejarah

Arkian, Kyai Arofah seorang ulama ternama mengawali pemukiman di sana. Menjadi daya pikat para santri untuk berguru. Pendatang semakin banyak menjadikan daerah yang berada sekitar 1,5 km arah Barat ibu kota kecamatan Banyubiru ini semakin ramai.

Bangunan pendidikan, pemukiman dan sarana kegiatan ekonomi tumbuh pesat. Berkembang menjadi Dusun Mendut, Dusun Kempul, Dusun Pengkol, Dusun Keyongan, Dusun Gadingan, Dusun Setro, Dusun Ngampel, Dusun Jonggrangan, Dusun Deles, Dusun Ngogak, Dusun Ngendo, Dusun Grogolan, dan Dusun Gemenggeng. Kini wilayah Arofah menjadi Desa Ngrapah.

Demikian ringkasan dari sejarah yang disajikan di website Desa Ngapah. Arofah dan Ngrapah, bukti konektivitas sejarah. Kegiatan keagamaan berkembang menjadi pendidikan informal dan formal. Corak perekonomian melebar dari bercocok tanam menjadi ragam pekerjaan. Desa Ngrapah memiliki akar sejarah yang kuat yang mewarnai arah perkembangan di era digital.

Desa Ngrapah, embrio desa cerdas (smart village) yang bertumbuh

Menyigi desa cerdas (smart village) di Kabupaten Semarang, belum mendapatkan. Lacakan diperluas untuk Jawa Tengah yang sering muncul adalah Desa Loram Wetan-Kudus, Desa Pacing-Klaten. Tentunya kita berharap semakin banyak desa cerdas yang menjadikan penduduknya nyaman dan sejahtera.

Menyimak konsep desa cerdas (smart village), memuat sensing, understanding dan controlling. Pertama diharapkan desa tersebut mampu merasakan (sensing) permasalahan yang ada di wilayahnya. Ukuran yang bersifat kualitatif. Selanjutnya mampu memahami (understanding) permasalahan.

Tahapan berikutnya dapat mengatur (controlling) permasalahan dan sumberdaya.  Kemampuan bertindak terencana dan terkoordinasi yang bermuara pada efektivitas dan efisiensi. Pelayanan kepada warga menjadi maksimal. Warga merasakan kepuasan.

Semisal, sebagai daerah dengan fisiografi datar di tepian Rawa Pening. Permasalahan gagal panen karena terendam air sangat dirasakan warga. Tak hanya berhenti pada dirasakan (sensing), meningkat menjadi pemahaman (understanding) bahwa aliran air membutuhkan jalannya yaitu selokan ataupun kali.

Pengerukan kali di desa Ngrapah (sumber: Ngrapah.desa.id)
Pengerukan kali di desa Ngrapah (sumber: Ngrapah.desa.id)
Kemampuan merasa dan memahami melahirkan tindakan pengaturan. Kegiatan pengerukan kali Gumuk dan kali Galeh dilaksanakan, sehingga genangan rutin yang melanda dusun Deles, Gadingan,Pengkol dan Jonggrangan dapat diatasi. Pembiasaan menerapkan konsep desa cerdas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun