Malaikat dan setan iri pada kita, karena kita hidup sedang mereka abadi. Setiap detik, setiap menit, setiap jam, kita selalu dihadapkan pada kematian, pada kenikmatan, pada kesedihan. sementara setan dan malaikat tidak punya itu. Kematian, kenikmatan dan kesedihan malaikat dan setan hanya datang pada saat kiamat. Makanya mereka selalu menggoda kita, setan mengajak kita pada keburukan, malaikat mengajak pada kebaikan.
Manusia itu hidup. setan dan malaikat juga hidup. Yang membedakan, malaikat dan setan hidup abadi. Sementara manusia tidak. Ini yang membuat mereka iri. Siapa yang mengatakan, ya aku yang bilang. Kenapa demikian? Karena aku manusia, jadi bisa mengatakannya. Kenapa mereka iri pada kita, karena kita setiap detik, setiap menit, setiap jam selalu dihadapkan pada kematian, pada kenikmatan, pada kesusahan, dan yang hebat adalah adalah pada kisah percintaan manusia. Malaikat dan setan mana punya itu…
Yang dipunyai setan cuma kemurkaan, yang dipunyai malaikat cuma kepatuhan. Maka, mereka selalu berlomba-lomba mendekati manusia. Yang satu ingin mengajak ke jalan keburukan, satunya ingin mengajak ke jalan kebaikan. Kalau aku manusia, lebih memilih berada di jalan sirathol mustaqim. Tidak belok kanan atau kiri. Lurus terus hingga sidrathul muntaha.