Ketika manusia sudah tertekan dan rapuh iman maka sangat mudah tersulut emosi. Amarah yang membuncah sukses merasuki jiwa hingga bertindak bengis nan sadis.
Tuntutan ekonomi dan tutur kata yang tajam dari Tiara Angelina Saraswati (25) pada malam itu, berhasil membuat Alvi Maulana (24) murka. Tangannya berlumuran darah dan begitu lihai memotong tubuh manusia. Iblis nampak merasuki jiwa Alvi hingga tega mencincang tubuh kekasihnya menjadi ratusan potongan. Alvi yang berporpesi sebagai mantan jagal hewan mungkin sedang berkhayal menyembelih sapi bukan manusia. Lebih sadis dari iblis. Psikopat biadab!
Kronologi Psikopat Melakukan Mutilasi
Berdasarkan pemaparan Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto pada jumpa pers, Senin (8/9/2025) di Mapolres Mojokerto menyampaikan bahwa kejadian tragis ini bermula ketika dua sejoli yang sudah lama kumpul kebo. Â Tiara didapati sering ribut dengan Alvi karena perkara himpitan ekonomi. Tuntutan gaya hidup Tiara yang Hedon adalah akumulasi pemicu sering bertengkar. Persisnya, ketika Tiara minta dibelikan HP keluaran terbaru tetapi Alvi tidak mampu menyanggupi hingga berujung cekcok. Puncaknya, ketika Alvi pulang kerja dikunciin dari dalam diimbangi dengan perkataan kasar Tiara. Emosi Alvi pun meledak hingga tepat pukul 02.00 WIB pisau dapur berhasil menembus leher bagian kanan dari arah depan ke belakang. Satu tusukan mengubah segalanya. Usai tewas karena kehabisan darah, Alvi pun menguliti dan memutilasi kekasihnya menjadi 554 potongan.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzy Pratama menyampaikan jika jenazah Tiara sudah diserahkan ke pihak keluarga dan sudah dikebumikan pada Rabu (10/9/2025) di Made, Kecamatan/Kabupaten Lamongan. Fauzy juga menuturkan jika 554 potongan tubuh Tiara terdiri dari 142 potong tengkorak, 23 pecahan rahang serta gigi geligi, 5 tulang punggung (vertebrae) terpotong tidak beraturan, 350 keping pecahan tulang panjang, 1 tulang belakang, 1 tulang rusuk pertama belakang, serta pecahan tulang panjang sekitar 32 kepingan dengan ukuran terpanjang 15 cm dan terpendek 4 cm. (detikjabar, 17/9/2025)
Jiwa yang Hampa, Jauh dari Tuhan
Hakikatnya, setiap jiwa manusia jika ada kecenderungan dekat dan taat kepada Tuhan, akan meminimalisir untuk bertindak maksiat apalagi sampai tindak kriminal. Kasus pembunuhan keji ini sebagai cerminan pembelajaran. Kenapa? Karena banyak sekali pembelajaran yang didapati dari beragam aktivitas menyimpang ini. Mulai ingkar dengan Tuhan, dusta kepada orang tua, living together, gaya hidup elit ekonomi sulit, hingga membunuh nyawa manusia. Penting sekali untuk disoroti bahwa penghambaan terhadap Tuhan itu kunci keselamatan dan ketenangan jiwa. Bukankan puncak kebahagian adalah jiwa yang tenang?
Dusta kepada Orang Tua
Orang tua Tiara seorang sosok yang sederhana. Setiap hari berjualan es tebu hingga kini alih profesi berjualan sempol demi menghidupi keluarga dan membiayai pendidikan kedua anaknya. Ketua RT tempat orang tua Tiara tinggal, Bapak Sukirno menyebutkan jika Tiara jarang pulang ke Lamongan. Ditambah komunikasi kepada keluarga sangat terbatas. Ironis, orang tua banting tulang untuk anak-anaknya, justru anaknya kumpul kebo dengan laki-laki yang diklaim sebagai "pacar" hingga kisah hidup Tiara berujung tewas secara tragis.
Budaya Tren Living Together