Mohon tunggu...
_aegyoriann
_aegyoriann Mohon Tunggu... pelajar smk

berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seseorang yang mengerjakan sholat tetapi terburu-buru

14 Mei 2025   09:24 Diperbarui: 14 Mei 2025   09:24 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salat yang Tergesa-gesa: Kehilangan Kekhusyukan dan Makna


Salat merupakan salah satu rukun Islam yang paling utama, sebuah tiang agama yang menjadi penghubung antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Dalam pelaksanaannya, tuntunan agama mengajarkan untuk melakukannya dengan khusyuk dan tuma'ninah, yaitu tenang dan tidak terburu-buru. Namun, seringkali kita jumpai orang yang melaksanakan salat dengan tergesa-gesa, seolah ingin segera menyelesaikannya.


Fenomena salat yang terburu-buru ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari keterbatasan waktu akibat kesibukan duniawi, kebiasaan yang kurang tepat, hingga kurangnya pemahaman akan makna dan tujuan salat itu sendiri. Padahal, dalam setiap gerakan dan bacaan salat terkandung hikmah dan penghayatan yang mendalam. Ketika salat dilakukan dengan tergesa-gesa, kesempatan untuk merenungkan makna ayat-ayat yang dibaca, menghayati setiap gerakan, dan menghadirkan hati di hadapan Allah menjadi hilang.


Salat yang terburu-buru berpotensi mengurangi kualitas ibadah itu sendiri. Tuma'ninah adalah salah satu rukun salat yang apabila tidak terpenuhi, maka salat dianggap tidak sah. Lebih dari sekadar sah atau tidaknya, salat yang dilakukan dengan khusyuk akan memberikan dampak positif bagi jiwa dan perilaku seseorang. Ketenangan dalam salat dapat membawa ketenangan dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kita akan kebesaran Allah, dan menumbuhkan rasa rendah diri di hadapan-Nya.


Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk berusaha memperbaiki kualitas salatnya. Meluangkan waktu yang cukup, memahami makna bacaan dan gerakan salat, serta berusaha menghadirkan hati adalah kunci untuk mencapai kekhusyukan. Salat yang dilaksanakan dengan tenang dan penuh penghayatan bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jiwa, dan mendapatkan ketenangan batin yang hakiki. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang mampu melaksanakan salat dengan sebaik-baiknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun