Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

K.H. Zainal Mustofa Penegak Panji Islam Singaparna

3 Februari 2023   12:00 Diperbarui: 3 Februari 2023   12:15 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K.H. Zainal Mustofa (Sumber: tirto.id)

Masyarakat Jawa Barat, khususnya Tasikmalaya tentu sangat kenal dengan pahlawan ini. Beliau adalah seorang ulama, yang juga berani menentang dominasi Jepang secara terbuka. Setelah Belanda mengakui kekalahannya terhadap Jepang, maka praktis Indonesia langsung berada di bawah kekuasaan tentara Dai Nippon.

Seperti kita ketahui, semasa pendudukan Jepang di Indonesia, banyak sekali tatanan dalam sektor politik, sosial, budaya, hingga agama yang dipengaruhi oleh Jepang. Jika persoalan politik bangsa Indonesia kala itu dibatasi dengan ketat, sama halnya dengan aspek lain yang berhubungan dengan rakyat.

Khususnya dalam sektor keyakinan (agama), kewajiban melakukan Seikeirei untuk menghormati Kaisar Jepang diterapkan diseluruh aspek kegiatan bermasyarakat. Tak terkecuali bagi kalangan ulama yang rata-rata terlibat aktif dalam pondok pesantren. Yap, kala itu memang, lingkungan pondok pesantren dianggap sebagai lingkungan yang harus diwaspadai oleh Jepang.

Pun dengan pondok pesantren Sukamanah di Singaparna yang menjadi basis kekuatan K.H. Zainal Mustofa sejak masa pendudukan Belanda. Sejarah mencatat, bahwa peraturan Seikeirei mendapatkan banyak pertentangan dari kalangan ulama, seperti yang telah diulas dalam buku "Dalam Cengkeraman Dai Nippon", karya Nino Oktorino.

Walau Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI) tengah dihidupkan oleh Jepang untuk menarik simpati kalangan ulama di Indonesia. Tetapi bila keputusan justru menentang kaidah-kaidah umat muslim maka perlawanan tetap terjadi. Dimana K.H. Zainal Mustofa memberi sikap reaksioner dengan menghimpun kekuatan para santri di Singaparna untuk melawan Jepang.

Partai Masyumi yang turut diaktifkan untuk meredam sikap keras para ulama pun tidak mampu berbuat banyak. Tepatnya pada tanggal 25 Februari 1944, perlawanan para santri dibawah komando K.H. Zainal Mustofa untuk melakukan sabotase terhadap fasilitas umum, seperti telepon pun direncanakan. Hal ini bertujuan untuk memutus komunikasi Jepang bila terjadi baku tembak dengan para pejuang.

Rencana selanjutnya adalah para serdadu Jepang yang berada di Tasikmalaya menjadi target buruan dari para pejuang. Tetapi, belum sempat rencana dijalankan, sepasukan Jepang mencoba melakukan penangkapan terhadap beliau. Hingga terjadi insiden baku tembak di lingkungan pondok pesantren Sukamanah. Para pahlawan Sukamanah pun berjuang atas nama panji Islam dengan berani.

Walau berbekal bambu runcing dan senjata seadanya, para santri melakukan perlawanan sengit terhadap para serdadu Jepang yang makin banyak berdatangan. Terhitung ada sekitar 86 santri gugur pada peristiwa tersebut, 38 lainnya diketahui gugur di dalam penjara Sukamiskin, Bandung. Sedangkan beberapa lainnya dinyatakan hilang.

Kisah perlawanannya pun tersebar hingga menimbulkan reaksi dikalangan tokoh Republik dan petinggi Jepang. Apalagi Jepang dapat dikatakan tengah berupaya mencari dukungan dari para pejuang Indonesia.

Usai peristiwa tersebut, K.H. Zainal Mustofa bersama beberapa pengikutnya langsung dijatuhi hukuman berat oleh Jepang. Tetapi, pada saat perjalanan menuju Jakarta untuk diadili, tiba-tiba mereka semua tidak diketahui lagi rimbanya. Walau belakangan, diketahui bahwa K.H. Zainal Mustofa telah dieksekusi bersama para pengikutnya di kawasan Ancol pad tanggal 25 Oktober 1944.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun