Mohon tunggu...
Novita Aprilia
Novita Aprilia Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - yakin usaha sampai

iman ilmu amal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sulit Membedakan Kritik dan Etika, Mahasiswa Takut Demonstrasi!

21 Maret 2019   15:16 Diperbarui: 21 Maret 2019   16:07 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata demonstrasi tentu saja diidentikan dengan mahasiswa, meskipun tidak semua domonstrasi dilakukan oleh mahasiswa, namun tidak jarang mahasiswa selalu memonitorinya. Lantas bagaimana bisa mahasiswa takut untuk demonstrasi? Tak selaras dengan kalimat populer dari tokoh revolusiner Che Guevara "Revolusi bukanlah sebuah apel yang jatuh ketika matang. Anda harus membuatnya jatuh." Maknanya seorang invividu tak pantas menunggu perubahan, tapi lakukan perubahan itu sekarang.

Diruang lingkup organisasi, Seorang pembaharu akan geram melihat status quo yang berulang dan tak menarik, seperti adegan dalam sebuah sinetron. Individu pembaharu akan selalu mencari cara untuk membenahi ketidakbecusan dalam struktural organisasinya. Sudahlah, simpan saja idealismu kawan! Terlalu banyak individu yang takut kritik, sehingga ketika seorang melakukan kritik dianggap sebagai hal yang tabu, bukan doxa, tidak tahu sopan santun, merenggangkan tali persaudaraan, dan menimbulkan kerisauan didalam hati sehingga banyak orang muak dan benci. 

Semula kawan sekarang menjadi lawan, kemarin masih menanyakan kabar hari ini diam tanpa bahasa. Aneh! Benar-benar aneh. individu pembaharu akan merasa risau jika hari-harinya tidak melakukan kegiatan yang bermanfaat, dan lebih risau ketika tak ada yang peduli dengan menunjukan sebuah kritik. Ya... bagi saya kritik adalah gaya kemesraan insan. Tiada kritik tiada kepedulian.

Sebagian besar individu tak mampu membedakan kritik dan etika. Inilah yang menjadi fiksasi seseorang untuk melakukan perubahan. Kritik sebagai kecaman atau tanggapan yang bertujuan untuk perubahan kearah positif, sedangkan etika dikaitkan dengan ahklah untuk dapat membedakan dan menyikapi hal yang baik dan buruk. Hampir ironis.

Orang tak mau mengecam karena takut dilabeli sebagai individu yang tak punya etika, juga selaras dengan orang yang memiliki keberanian mengecam namun takut dilabeli tak punya etika. Keduanya bagaikan paket yang komplit dan tak dapat dipisahkan dalam kehidupan dewasa ini. Bagi saya orang yang tidak memiliki etika ialah ketika  mereka membiarkan kesalahan dan tak berupaya membenahinya, dan celakanya apabila ini dilakukan oleh seorang mahasiswa.

Jika tuhan meridhoi maka saya akan menjadi seorang aktivis yang aktivis. Barangkali sedikit membusungkan dada, menghentakan kaki, menggulung lengan kemeja hitam andalan, kemudian berlari kebarisan paling depan. Selain kemanusiaan, megaphone harus saya junjung tinggi diatas kepala Bukan pemudi yang keluar dari gang-gang tikus, busuk dan tak bernyali. Yang lari diantara tuan-tuan dengan menundukan kepala, namun dibelakang sebagai pencuri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun