Mohon tunggu...
Novita Nurul
Novita Nurul Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan Kaum Intelektual di Tahun Politik

4 Februari 2018   13:52 Diperbarui: 4 Februari 2018   15:18 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaum intelektual merupakan agen yang sangat penting dalam kehidupan, agen yang mengantarkan pada seribu perubahan yang lebih baik, atau biasa dikenal dengan agent of change or change maker. Dikatakan penting sebab hal ini erat kaitannya dengan peran. 

Menurut Coser, kaum intelektual tidak pernah puas menerima kenyataan dan selalu berpikir mengenai alternatif terbaik dari segala hal yang oleh masyarakat sudah dianggap baik. Melalui peran-peran inilah eksistensi kaum intelektual sangat diperlukan.

Tahun 2018 merupakan tahun politik, sebab dunia politik mulai mendarah daging dalam tiap individu. Jika kita kaitkan dengan matematika, dunia politik merupakan bilangan kompleks yang menaungi ataupun menyelimuti bilangan-bilangan lainnya (yang berperan sebagai permasalahan dunia). 

Dunia politik boleh saja diselami, namun janganlah menyelam terlalu dalam. Di keadaan yang seperti ini kiprah kaum intelektual diperlukan, secara khusus ini merupakan tantangan yang membahayakan.

Terdapat suatu istilah -mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan-. Itu benar adanya. Jika kita ingin mendapatkan "seseorang" yang hendak dibenarkan dalam urusan politik terutama sangatlah mudah. 

Namun untuk mempertahankan dirinya agar kokoh dan tidak terlalu masuk dalam dunia politik yang begitu bengis sangatlah susah. Itulah yang dikatakan tantangan sebenarnya, tantangan yang harus disiapkan oleh kaum intelektual.

Jika angka-angka adalah permasalahan kehidupan dunia dan operasi bilangan adalah seputar politik maka sudah pasti keduanya akan bersifat menyatu. Dan bilangan-bilangan tersebut dituntut untuk tersisipkan operasi di antaranya agar bermakna. 

Namun jika operasi yang disisipkan berlebihan, maka jelas  akan menjadi tak karuan dan bahkan tak akan terselesaikan. Itulah kehidupan, jika terlalu banyak membawa firasat politik ke permasalahan dunia, permasalahan tersebut akan nampak rumit dan menjenuhkan. Boleh saja berpolitik, asalkan tak berlebihan.

Sebagai kaum intelektual, saat politik menduduki nomor satu atau sebesar apapun, kaum intelektual harus bisa memilih dan mencacah kapan harus menggunakan politiknya kapan pula tidak, harus mampu meminimalkan politik, harus mampu menahan diri agar tidak terjebak dalam kehidupan poitik sehingga melupakan tujuan awal. 

Kaum intelektual, jagalah diri kalian. Jagalah sinar yang ada dalam diri kalian dan jangan sampai salah menggunakan ilmu. Berpolitiklah dengan bijak, satukan pemikiran, realita dan kewajiban agar menjadi bangsa yang damai dengan sejuta kebijaksanaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun