Mohon tunggu...
Novita ValentineTamba
Novita ValentineTamba Mohon Tunggu... Sekretaris - I'm just a human, Be yourself❤

I love Reading, Writing, Dog, Movie and Travelling| Bachelor Degree of English Department from Catholic University of St. Thomas north Sumatera

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peranan Tulang (Paman) pada Budaya Batak Toba

17 Juni 2021   17:16 Diperbarui: 17 Juni 2021   17:25 3267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulang ( Paman) pada budaya Batak Toba memiliki fungsi, peran yang sangat strategis sehingga keberadaan Tulang pada ulaon adat tidak boleh diabaikan atau disepelekan yang merupakan salah satu unsur Dalihan Na Tolu. 

Kali ini saya akan mengangkat topik mengenai  TULANG DO SITOPAK PARSAMBUBUAN yang artinya Paman yang pertama kalinya memotong rambut si anak yang baru lahir.

Ketika anak pertama lahir (anak/boru buha baju) maka mertua membawa sipanganon aek ni unte sekaligus mamoholi si anak baru lahir tersebut. Dan ketika si anak berumur beberapa bulan maka orang tua si anak membawa anaknya ke rumah ompung dari pihak ibunya dengan membawa sipanganon na tabo songon tungkol tangga karena baru pertama kali si bayi tersebut datang ke rumah ompungnya (orang tua si perempuan melahirkan).

Setelah sampai di rumah ompung nya maka orang tua si anak paabingkon (menggendong) si bayi kepada tulangnya, dan biasanya pada saat itulah tulangnya menggunting (manimburi) rambut berenya. Orang tua si bayi selanjutnya memberikan sipalas roha ni tulang si anak tersebut. Menggunting rambut (manimburi) bertujuan agar ubun-ubun (parsambubuan) si bayi menjadi kuat dan keras yang bermakna supaya si bayi sehat-sehat dan panjang umur. Tulang si bayi selanjutnya mengatakan," magodang ma ho bere, dao ma sahit-sahit sian ho. Magodang-godang ansimun ma ho, ulluson pura-pura". Asa songon nidok ni umpasa "Dangka ni sitorop tanggo pinangait-aithon, simbur magodang ma ho bere sitongka ma panahit-nahiton". Artinya, semoga si anak sehat selalu jauh dari hal-hal yang tidak di inginkan.

 Selanjutnya, bila si orang tua bayi telah merencanakan nama bayinya maka tulang bisa menambah nama berenya. Karena itu, fungsi, peran tulang terhadap berenya sangatlah penting sebagai sitopak parsambubuan. Dan selanjutnya tulang akan memberi ulos Parompa (kain gendongan) terhadap berenya sembari mengatakan," marompa anak dohot boru ma on dongan mu marsipairing-iringan".

Oleh sebab itu, paabingkon bere tu tulangna merupakan salah satu ulaon Batak-Toba yang menggambarkan betapa perlu, pentingnya tulang pada Batak-Toba. Tetapi pada era belakangan ini ulaon paabingkon bere kepada tulangnya, sekaligus memangkas rambut bere pertama kalinya sepertinya sudah jarang dilakukan terlebih di perantauan dan kota-kota besar. Padahal paabingkon bere, memangkas rambut (manimburi) merupakan penghormatan paling pertama dari seorang bere kepada tulangnya. Makna tulang sitopak parsambubuan sudah cenderung sebatas kata-kata saja yang lama kelamaan hilang begitu saja. Akibatnya, fungsi, peran tulang terhadap berenya semakin menipis bahkan hilang sama sekali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun