Mohon tunggu...
Novita Sari
Novita Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Bimbingan dan Konseling

Jangan takut untuk belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Rumah Masih Berlanjut, Inilah Kendala yang Dihadapi

4 Desember 2020   09:23 Diperbarui: 4 Desember 2020   10:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah Covid-19. Hal ini mengakibatkan semua aktivitas diluar rumah terpaksa dilakukan didalam rumah, seperti bekerja dan belajar. Bahkan karyawan terpaksa diberhentikan dari pekerjaannya untuk sementara waktu, hal ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus. Oleh karena itu pemerintah menerapkan Psyical Distancing, dan masyarakat dihimbau untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan cara memakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun diair mengalir, membawa handzanitiser, menjaga jarak, dan tidak berkerumun.
Tentu masyarakat harus mematuhi peraturan tersebut demi menjaga kesehatan bersama, untuk itu semua kegiatan dilakukan secara online, termasuk kegiatan belajar mengajar. Sebagai bagian dari upaya menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19) pemerintah telah mengalihkan kegiatan pembelajaran dari sekolah ke rumah masing-masing. Menurut Dabbagh dan Ritland (2005) Pembelajaran online merupakan sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogik (alat bantu pendidikan) yang memungkinkan melalui jaringan internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti. Oleh karena itu, agar peserta didik tidak menganggap sebagai hari libur, siswa pun diberi tugas-tugas pembelajaran agar mereka tetap dalam suasana belajar. Sehingga guru juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman agar siswa tidak jenuh saat belajar dari rumah. Tentu bukan hal mudah, melangsungkan proses belajar dirumah yang ternyata dapat menyita waktu, biaya dan energi. Terlebih untuk orang tua yang tidak terbiasa mendampingi belajar anaknya dirumah dan melihat anak-anaknya seharian penuh mengerjakan banyaknya tugas.
Pakar Kebijakan Publik (UGM), Agustinus Subarsano, M.Si., M.A., Ph.D., menyebutkan pendidikan jarak jauh secara daring selama pandemi covid-19 masih menyisakan sejumlah persoalan dimasyarakat, termasuk wilayah DIY. Sebab, tidak semua pendidik, siswa serta orang tua siap dalam pembelajaran daring ini.
"Kendala yang banyak dihadapi dalam pembelajaran  daring adalah jaringan internet." Jelasnya Selasa (4/8)
Persoalan lain yang banyak dikeluhkan siswa adalah keterbatasan biaya untuk mengakses internet. Lalu, kendala lain yang juga dihadapi adalah keterbatasan waktu orang tua dalam mendampingi anak saat proses belajar.
Subarsono juga menyampaikan dari survei terhadap siswa ditemukan fakta bahwa hampir sebagian besar merasa kegiatan pembelajaran jarak jauh lebih sulit daripada kegiatan pembelajaran konvenisonal. Tak hanya itu, materi pembelajaran jarak jauh lebih sulit daripada materi pembelajaran tatap muka

JARINGAN INTERNET
Jaringan internet menjadi salah satu kendala utama yang cukup banyak dialami seluruh siswa ketika sedang pembelajaran online. Salah satunya adalah ketersediaan sinyal internet yang kurang memadai diberbagai wilayah, khususnya di perdesaan yang masih susah untuk mengakses sinyal. Lantaran susahnya jaringan internet mereka harus ke tempat lain untuk mencari jaringan internet agar tetap mengikuti proses belajar. Kemudian borosnya kuota internet, orang tua yang sebelumnya hanya membeli kuota internet satu minggu sekali, kini harus membeli kouta empat hari sekali. Hal ini lantaran saat proses belajar sangat membutuhkan kuota untuk belajar melakui zoom, googlemeet, youtube, classroom, dan melalui Whatsapp. Apa lagi subsidi kuota belajar kemendikbud belum semua menerima, sehingga orang tua masih harus mengeluarkan banyak biaya untuk membeli kuota internet.

SULIT MEMAHAMI MATERI
Jaringan internet yang tidak memadai mengakibatkan proses belajar dapat terganggu, seperti halnya ketinggalan pelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menerima materi yang diberikan oleh guru. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan siswa sulit memahami materi pelajaran diantaranya yaitu : materi yang diberikan saat pembelajaran online daring cukup sulit dibandingkan saat pembelajaran secara langsung disekolah, kurangnya konsentrasi saat belajar juga menjadi faktor yang mengakibatkan kesulitan dalam menerima materi, hal ini lantaran siswa fokus dengan kegiatan lain dirumah dibandingkan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu untuk mengurangi kesulitan memahami materi, siswa harus berinisiatif untuk belajar secara mandiri, misalnya dengan mencari di internet mengenai materi tersebut.

KETERBATASAN WAKTU ORANG TUA MENDAMPINGI BELAJAR
Ketika proses pembelajaran secara online tentu orang tua memiliki peran penting dalam belajar anaknya. Saat proses belajar berlangsung orang tua harus mendampingi khusunya jika memiliki anak yang Sekolah Dasar (SD). Orang tua harus mengawasi anaknya agar proses belajar berjalan secara aman serta efektif,  namun hal ini masih terkendala terbatasnya waktu yang dimiliki hal ini dikarenakan orang tua yang harus bekerja bahkan dari pagi samapai malam, sehingga mengakibatkan orang tua tidak bisa mendampingi belajar anaknya secara full.

Adanya kendala-kendala tersebut, tentu masih banyak kendala lain yang dihadapi oleh para siswa dan orang tua saat mengikuti proses belajar secara online. Hal tersebut tergantung dari kondisi siswa dan orang tua serta dimana mereka tinggal. Namun dari banyaknya kendala yang harus dihadapi tersebut, semoga dapat melewatinya dengan baik. Semoga pandemi ini segera berakhir dan seluruh kegiatan dapat berjalan dengan normal kembali, termasuk proses kegiatan belajar mengajar agar dapat segera dilaksanakan disekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun