Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mutiara Hati di Atas Kemudi

13 Mei 2019   16:14 Diperbarui: 13 Mei 2019   16:18 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pagi tadi, di hari ke delalapan bulan ramadhan. Saya mendapatkan sesuatu yang membuat hati ini termenung. Tiada terasa bulir-bulir air mata yang tanpa saya sadari mengalir dari kedua sudut mata saya. Ada rasa sedikit perih saya rasakan di kedua mata saya.  Rupanya airmata itu mengenai eye liner pada riasan mata saya sehingga perihlah permukaan mata saya.

Namun perih di mata itu tidaklah seberapa jika dibandingkan perihnya hati ketika mendengarkan kajian tentang kematian dari siaran radio yang saya putar. Dalam sepanjang perjalanan menuju sekolah tempat saya bertugas dengan tangan mengemudi, pandangan mata fokus ke depan. Dan kedua pendengaran saya terfokus kepada saluran radio yang senantiasa setia menemani saya di setiap perjalanan. Kemanapun dan kapanpun itu selalu menjadi teman saya di dalam mobil.

Saya sudah sangat jatuh cinta dengan saluran radio tersebut yang sarat dengan syiar Islam. Siaran radio dari salah satu Pondok Pesantren Ternama di Kota Cirebon. Daerah tempat tinggal saya. Radio yang menyiarkan kegiatan-kegiatan bernuansa Islami. Saking seringnya pendengaran ini tertambat di frekwensi itu, saya hampir hafal program-program acaranya. Begitupun dengan program acara tadi pagi.
Ada hal yang membuat hati saya merenung?  Apakah itu? Sepanjang perjalanan yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk sampai ke sekolah, saya fokus menyimak mutiara hikmah dari siaran radio tersebut.

Hikmah pagi dari Seorang Kyai sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren. Beliau mengatakan bahwa "Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian." Sudahkah kita melakukan renungan barang sesaat saja tentang sebuah perjalanan. Perjalanan yang akan bertemu pada dua persimpangan, yaitu kebahagiaan dan kesengsaraan. Bagaimana kita mempersiapkan sebuah perjalanan itu?

Tujuan mana yang menjadi tujuan hidup kita sebenarnya. Bagaimana kita mengisi kehidupan sehari-hari agar mampu mencapai pada puncak kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak. Karena kematian itu pasti akan datang tanpa memberikan pesan terlebih dahulu...Wallahu'alam bi shawab...

Ketika mendengarkan mutiara hikmah tersebut, saya pun larut turut merenung. Seberapa siapkah saya menghadapi kematian itu? Seberapa banyak amalan kebaikan di dunia ini yang telah saya lakukan di sepanjang usia saya ini? Sudah termasuk orang cerdaskah saya ini? Rasanya persiapan saya belumlah cukup banyak untuk kembali kehadapan-Nya.

Dalam bisik hati saya bergumam, sembari tangan tetap fokus mengendalikan kemudi. "Ya Rabb,, hamba memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, hamba memohon ampunan-Mu, hamba memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, rezeki yang barokah agar senantiasa selalu bisa beribadah kepada-Mu.. Aamiin.

Saya seka airmata ketika tiba di area sekolah. Sungguh perjalanan pagi yang indah bertabur hikmah di delapan hari ramadhan. Subhanallah... Tak perlu duduk bersimpuh di ruang khusus untuk mendapatkan ilmu, momen apapun bisa dimanfaatkan untuk merefleksi diri. Di atas kemudi pun didapatlah mutiara hati.

Itulah perjalanan pagi saya ketika mengemudi. Terima kasih yang telah berkenan menyimak.
Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan bagi yang menjalankannya.


Salam Semangat Ramadhan..!

Cirebon, 13052019
Novi Nurul Khotimah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun