Mohon tunggu...
Novi Jauhari
Novi Jauhari Mohon Tunggu... -

Hanya wanita biasa yang ingin berkarya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku Penghantar Penutup Usiaku

13 Februari 2018   23:09 Diperbarui: 13 Februari 2018   23:20 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Isak tangisku terhenti ketika darah segar menempel di tissue yang kupakai untuk mengelap hidungku.

Ku ambil tissue baru seolah darah tadi berasal dari tissue yang kupakai, berharap tidak ada darah di hidungku.

Ku coba mengelap hidungku lagi, tetapi noda darah kembali muncul di tissue baru yang kupakai.

"Apa ini?? Kenapa ada darah di hidungku??" batinku berbicara.

Aku beranjak dari tempat tidurku menuju kaca untuk melihat keadaan hidungku.

Oohh...ternyata aku mimisan, tapi darah yang keluar dari lubang hidungku tidak banyak. Hanya saja warna darah segar yang kulihat membuatku sempat panik tadi. Ditambah aku sudah lama sekali tidak pernah mimisan. Seingatku terakhir aku mimisan saat SD, itupun entah kelas berapa aku sudah tidak ingat, sedangkan sekarang usiaku sudah 28tahun.

Aku duduk di pinggir tempat tidurku sambil menunduk dan membersihkan darah di lubang hidungku. Lalu aku merasa ada yang mengalir ke tenggorokan ku. Aku coba mengeluarkan cairan yang ada di tenggorokan ku. Dan darah kental muncul banyak sekali seolah tak habis-habis.

Mengapa mimisan ku banyak sekali yang mengalir ke tenggorokan?? Aahh...entahlah...

Aku keluarkan sampai bersih darah yang mengalir di tenggorokanku. Ada yang darah segar, ada pula gumpalan darah berwarna merah hati.

Setelah aku merasa tak ada lagi darah di hidung maupun tenggorokanku, aku kembali berbaring. Aku ambil minyak kayu putih dan kuoleskan di keningku. Aku merasa lemas.

Pikiranku masih terheran-heran mengapa aku bisa mimisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun