Mohon tunggu...
Novia febrianti
Novia febrianti Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswi

افضل العلم هو علوم الاحوال

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama dan Politik Tak Bisa Dipisahkan?

9 Maret 2020   00:32 Diperbarui: 9 Maret 2020   00:26 2926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


 Banyak sekali perdebatan yang mempermasalahkan agama dan politik hal ini menjadi sangat hangat sekali untuk selalu di perbincangkan karena kedua elemen ini saling berkaitan dari segala aspek kehidupan manusia. Politik merupakan satu cabang dari kehidupan manusia yang mempunyai kedudukan sangat penting, tanpa kedudukan yang stabil sebuah Negara atau masyarakat akan menghadapi kekacauan . disamping itu kuasa politik amat penting bagi menjaga dan melaksanakan dakwah islamiyah, politik dan dakwah adalah dua perkara yang begitu sensitive dan penting di kalangan masyarakat islam.  
Perjalanan politik manusia terdapat dua jenis perlakuan politik yaitu politik yang bersifat positif dan negatif. Sisi positif menggambarkan sikap dan bertindak mengikuti etika dan prinsip keadilan, sedangkan yang negatif menuju pada sikap tidak mengikuti etika dan prinsip keadilan.  Agama Islam adalah perpaduan dari berbagai elemen kehidupan seperti politik, ekonomi, pendidikan dan kemasyarakatan. Tidak ada satu aspek pun dari cabang kehidupan manusia yang dapat dipisahkan dari  Islam. Islam bukanlah ajaran yang hanya bersangkutan dengan akidah dan ketuhanan sematamata, tetapi Islam adalah akidah dan peraturan yang tidak dapat dipisahkan dari urusan politik dan kerajaan. Islam juga sebagai al-din dan al-daulah, iaitu agama dan negara  
Dalam ajaran Islam, politik dan agama ini saling perlu memerlukan dalam mewujudkan kestabilan dan keharmonian kehidupan manusia. Tokoh mujadid abad ke-13 masehi, Ibn Taimiyyah (1969)  menyebutkan:
 
                                 
artinya: "Apabila dipisahkan  kuasa dari agama atau agama dari kuasa maka akan hancur binasalah urusan hidup mereka.
 
Sebuah  kepimpinan ini bukan saja dibutuhkan oleh agama Islam malah juga agama-agama lain termasukjuga golongan atheis. Pada hakikatnya kepimpinan adalah satu proses interaksi sosial yang dialami oleh manusia setiap hari. Nabi Muhammad s.a.w sendiri pernah menegaskan bahawa setiap orang adalah pemimpin dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya.  Corak kepimpinan yang Nabi s.a.w bawa dalam pembentukan negara Islam yaitu dengan pimpinan yang penuh disiplin. Sebagaimana yang diketahui dalam sejarah, bangsa Arab sebelum kedatangan Islam berada dalam keadaan jahiliyah , tidak ada kerajaan ataupun pemerintahan yang teratur dalam mengendalikan hal hal kehidupan dan bermasyarakat mereka. Namun Baginda Rosulullah dilahirkan dan menerima tugas Islamiah, beliau mengubah corak pemerintahan  tersebut secara berangsur-angsur sehingga terbentuklah kehidupan yang Ad Dinul Islam.  
 
Keduanya harus saling melengkapi dan menyempurnakan untuk menemukan kedamaian dan keadilan dalam menjalani kehidupan, bila tidak demikian maka akan menjadi illat dari dampak negatif dari keduanya yg mana bila di salah gunakan dalam hal apapun akan mengakibatkan kerusakan yaitu dari relasi antar manusia sebagai makhluk sosial. Maka diperlukannya persatuan dan perbaikan dalam hal menyatukan bukan bersikeras untuk memisahkan yang sudah jelas akan terpancarkan elemen negatif. Kembali lagi kepada persoalan dahulu yang pernah di hadapi oleh Rasulullah yang sangat paham bagaimana mengatasi kondisi
sosial heterogen Madinah yang menyimpan latenitas konflik
akut. Atas dasar itu, setelah membangun masjid sebagai sentra
aktivitas, langkah selanjutnya adalah memperkokoh persatuan di
kalangan Muhajirin dan Anshar dengan cara mempersaudarakan
mereka, sampai dapat dikatakan bahwa tidak seorang pun dari
kaum Muhajirin yang tidak mempunyai saudara dari kaum
Anshar. Beliau melakukan konsolidasi kehidupan masyarakat
Madinah yang heterogen tersebut, dengan melakukan penataan
dan pengendalian sosial masyarakat secara bijaksana untuk
mengatur hubungan antara golongan dalam berbagai bidang
kehidupan.
Adapun terhadap golongan non-Muslim, khususnya kaum
Yahudi, Nabi membuat perjanjian tertulis dengan mereka.
Isi perjanjian itu terutama menitikberatkan persatuan kaum
muslimin dan Yahudi, menjamin kebebasan beragama bagi semua
golongan, menekankan kerja sama, persamaan hak dan kewajiban
di antara semua golongan dalam mewujudkan pertahanan dan
perdamaian, serta mengikis segala bentuk perbedaan pendapat
yang timbul dalam kehidupan bersama.
 Rasulullah SAW beegitu banyak membuktikan bagaimana agama Islam mempunyai kejayaan dimasa lampau dari zaman Rasulullah SAW sampai dengan kekhalifahan terakhir dizaman Dinasti Utsmani.  Keberhasilan ini tidak luput dari peranan Rasulullah SAW sebagai pemimpin pertama umat Islam sekaligus
kepemimpinan dunia Arab.Dalam hal politik Rasulullah SAW membuat berbagai kebijakan diantaranya Piagam Madinah. Di dalam piagam Madinah tersebut Rasulullah dapatmenjadi penengah pertikaian yang terjadi baik karena isu kesukuan, maupunkeagamaan.Dari beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa Rasulullahmenjadi teladan dalam kepemimpinan atau pun yang menyangkut dengankebijakan politik. Hal ini membuat saya ingin mengupas lebih dalam sistem politik dan kepempinan dalam Islam, terutama dari zaman Rasulullah sampai abad pertengahan dunia Islam.
Sederhananya sesekali pun melewati banyak perdebatan dalam hal memisahkan agama dan politik belum ada yang sampai menuju titik sempurna, itu akan menjadi hal yang sia sia karena banyak sekali ornag yang beranggapan bahwa agama dan politik tergambar kan seperti simbiosis mutualisme dalam hal melengkapi mereka harus tetap bekerja sama dalam hal membangun eleemen antara agama dan politik lebih baik lagi karena sekuat dan sejauh apapun usahanya kedua pasangan itu sangatlah sukar untuk di pisahkan karena rantai mereka yang mengurung seluruh ideologi cenderung diam dan tak ingin orang lain mencamputinya. Yang harus kita lakukan hanyalah menjalani dan menerima kenyataan ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun